Konsultan bisnis dan pakar pemasaran Yuswohady mengatakan bahwa seruan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel terus berlanjut. Situasi ini di Indonesia tergolong ke dalam kategori boikot grassroot atau aksi organik yang tidak bersifat politis. Menurutnya, sangat sulit untuk menghentikan boikot yang berasal dari grassroot, apalagi jika berkaitan dengan membela saudara sesama muslim di Palestina.
Yuswohady juga menyebut bahwa satu-satunya cara terbaik mengantisipasi gelombang boikot bagi produk yang dicurigai memiliki afiliasi dengan Israel adalah dengan tidak melakukan klarifikasi dan lebih baik diam. Ia menekankan bahwa boikot yang terjadi di seluruh dunia saat ini berasal dari kampanye akar rumput organik, bukan diprakarsai oleh gerakan BDS.
Gerakan BDS didukung oleh koalisi kelompok masyarakat sipil Palestina pada tahun 2005 dan bertujuan untuk menentang dukungan internasional terhadap apa yang mereka sebut sebagai apartheid Israel dan kolonialisme pemukim di mana penjajah menggantikan komunitas pribumi. Salah satu pendiri BDS, Omar Bargouhti, menyatakan bahwa gerakan ini menolak segala bentuk rasisme, termasuk Islamofobia dan anti-Semitisme.
Boikot yang terjadi di seluruh dunia terhadap beberapa perusahaan global seperti McDonald’s, Burger King, Pizza Hut, dan Papa John’s berasal dari kampanye akar rumput organik, bukan diprakarsai oleh gerakan BDS. Salah satu alasan utama boikot ini adalah karena cabang atau franchise perusahaan tersebut di Israel secara terbuka mendukung dan memberikan sumbangan kepada militer Israel selama serangannya.
Akibat aksi boikot ini, banyak pemilik bisnis waralaba global khawatir akan dampak buruk ekonomi dan pengangguran yang dapat ditimbulkan oleh boikot tersebut. Bargouhti menyatakan bahwa banyak aktivis boikot kini menghubungi gerakan BDS untuk mendapatkan panduan dalam membangun kampanye yang strategis dan berkelanjutan dengan harapan dapat menghentikan perang genosida Israel saat ini di Gaza.