Jumat, 12 Juli 2024 – 12:01 WIB
Medan – Komisi Pemilihan Umum Daerah Sumatera Utara mencatat bahwa pencocokan dan penelitian atau coklit daftar pemilih di 33 kabupaten/kota dalam pilkada serentak 2024, telah mencapai 79 persen. Pencocokan data pemilih untuk pilkada tersebut dilakukan oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih).
“Hingga tadi malam, Kamis 11 Juli 2024, update sudah mencapai 79 persen coklit yang kita lakukan di Sumut ini,” kata anggota KPUD Sumatera Utara, Frendianus Joni Rahmat Zebua saat dihubungi VIVA, Jumat 12 Juli 2024.
Frendianus menjelaskan bahwa pantarlih melakukan coklit terhadap lebih dari 10.900.000 orang di 33 kabupaten/kota berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 dan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) terbaru di Sumut.
“Jumlahnya 10.900.000 jika diikutkan dari pemilih baru, kita masih terus melakukan update ini,” ujar Frendianus.
Frendianus mengungkapkan bahwa KPU Sumut menargetkan hingga Sabtu 13 Juli 2024, persentase penduduk di Sumut yang telah dicoklit mencapai 90 persen.
“Ditargetkan (Sabtu) besok, di kabupaten/kota harus sudah mencapai 90 persen. Saat ini saya sedang melakukan pemantauan di lapangan coklit di Kota Gunungsitoli, dan sedang menuju ke Kabupaten Nias Utara,” jelas Frendianus.
KPU Sumut melibatkan 41.406 Pantarlih dalam melakukan coklit di 33 kabupaten/kota dengan masa tugas selama satu bulan, dimulai dari 24 Juni hingga 25 Juli 2024. Nantinya, DPT terbaru akan memiliki hak suara pada pilkada serentak 2024.
Selanjutnya, Frendianus mengungkapkan bahwa KPU Sumut menargetkan coklit harus selesai atau 100 persen pada tanggal 20 Juli 2024. Menurutnya, masih ada 5 hari waktu dari jadwal yang ditetapkan untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan coklit tersebut.
“Target saya adalah tanggal 20 Juli 2024. Namun, jika terjadi kesalahan input dan sebagainya, jika memungkinkan tanggal 20 Juli itu sudah 100 persen, sudah selesai. Hanya perlu dilakukan perbaikan-perbaikan saja,” ujar Frendianus.
Frendianus mengungkapkan bahwa salah satu kendala yang dihadapi Pantarlih saat melakukan coklit ke rumah warga adalah ketika mendatangi rumah penghuni yang tidak ada pada siang hari. Selain itu, komunitas etnis tertentu sulit dijumpai.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Frendianus mengatakan bahwa Pantarlih berkoordinasi dengan Kepala Lingkungan setempat sehingga warga dapat dicoklit dengan benar.
“Masalah di lapangan, petugas datang, tapi tidak ada orang di rumah, misalnya komunitas etnis tertentu sulit dijumpai. Sehingga petugas tanya-tanya dari luar, tapi tidak diizinkan masuk. Apa yang bisa kita lakukan lagi,” kata Frendianus.