Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan utang luar negeri Indonesia masih di bawah 40 persen dari produk domestik bruto atau PDB. Ia membandingkan kondisi RI dengan utang negara besar. Jokowi mengatakan ini terkait dengan komentar salah satu pasangan calon berkaitan dengan utang luar negeri Indonesia. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat resmi mempertemukan tiga capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari 2024 dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. “Utang kita dibanding dengan GDP itu masih pada kondisi baik dan aman lah, masih di bawah 40 kan,” kata Jokowi di Serang, Banten pada Senin siang, 8 Januari 2024, dikutip dari keterangan video. Calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyatakan bahwa utang di Indonesia belum ideal karena masih lebih dari 30 persen dari PDB. “Berapa persentase yang ideal untuk kita di Indonesia? Kalau hanya mengatakan bahwa kita termasuk yang terbaik, berapa angkanya? Menurut hemat kami, kita harus bisa mencapai maksimal angka 30 persen dari PDB, sehingga kita aman di situ di bawah 30 persen,” kata eks Gubernur Jakarta dalam debat kemarin. Prabowo Subianto, capres dari Koalisi Indonesia Maju, sempat balik mengklaim utang luar negeri Indonesia sebagai rasio perbandingan terhadap PDB masih kategori terendah, sekitar 40 persen. Sedangkan banyak negara jauh di atas Indonesia. “Mengenai utang luar negeri, Indonesia sekarang utang luar negeri kita, sebagai rasio perbandingan terhadap produk domestik bruto kita salah satu terendah di dunia. Jadi itu masih berada di sekitar 40 persen, sedangkan banyak negara jauh di atas kita,” kata Prabowo. Di Serang, Banten pada Senin siang, 8 Januari 2024, Jokowi mengatakan pemerintah mengacu pada undang-undang yang memperbolehkan utang sampai maksimal 60 persen dari PDB. Namun ia menyatakan utang Indonesia yang 40 persen dari PDB masih terkendali dibanding 260 persen dan 220 persen dari PDB utang negara besar. Presiden juga membandingkan dengan negara tetangga 120 dan 66 persen utang luar negeri dari PDB. “Saya kira yg paling penting utang itu harus dipakai untuk kepentingan kepentingan yg produktif yg bisa memberikan return kepada negara,” kata Jokowi tanpa menyebutkan negara tetangga. “Sehingga negara bisa membayarnya, dengan juga ada kenaikan PDB kita dari tahun ke tahun periode ke periode saya kira yang penting itu,” kata Jokowi. Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.041,01 triliun per 30 November 2023 atau setara dengan 38,11 persen terhadap PDB. Posisi utang tersebut meningkat dari posisi bulan sebelumnya yang sebesar Rp7.950,52 triliun atau mencapai 37,67 persen terhadap PDB.