Tempo.co, Jakarta – Direktur Utama RSUD Sayang Cianjur Irvan Nur Fauzy, menyediakan layanan dan ruang khusus bagi calon anggota legislatif atau caleg yang depresi akibat gagal dalam pemilihan umum 2024 nanti. RSUD Sayang Cianjur juga akan menyediakan dokter spesialis seperti psikolog dan psikiater untuk menunjang pelayanan.
“Saat ini baru satu ruangan yang sudah tersedia dengan dua tempat tidur, hal tersebut dilakukan agar pelayanan dan pendataan dapat dilakukan berkaca dari lima tahun ke belakang, dimana banyak caleg yang membutuhkan pendampingan psikis,” katanya pada Senin, 13 November 2023.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan akan membuka layanan kesehatan jiwa di DKI Jakarta. Hal ini merupakan antisipasi yang dilakukan oleh dinas kesehatan bagi peserta pemilu yang besar kemungkinan mengalami gangguan jiwa saat tidak terpilih dalam Pemilu 2024 nanti.
“Bila ada peserta pemilu, calon legislatif (caleg), atau tim sukses (timses) stres hingga gangguan jiwa atau kesehatan mental karena gagal dan perlu pendampingan psikolog, maka kami siap. Mereka tersebar di 25 puskesmas se-DKI Jakarta dan 13 RSUD,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dihubungi di Jakarta, Selasa 6 Februari 2024. Salah satu rumah sakit yang menjadi rujukan adalah RSUD Duren Sawit, sekarang disebut RSKD Duren Sawit.
Alasan RSUD Sayang Cianjur menyediakan layanan tersebut adalah evaluasi dari Pemilu 2019 yang menerima caleg dengan keadaan depresi sehingga mereka membutuhkan perawatan dan penanganan khusus di rumah sakit. Data tersebut tidak tercatat dengan lengkap sehingga mereka belajar dari Pemilu sebelumnya.
“Setiap pesta rakyat bukan rahasia umum banyak caleg gagal yang mengalami stres dan depresi beragam mulai dari ringan hingga berat tapi datanya kurang lengkap, sehingga pada pemilu tahun depan pendataan akan lebih lengkap,” katanya. Irvan berharap para caleg dapat memahami cara mengendalikan stres sebelum dan sesudah Pemilu mendatang.
Dengan banyaknya peristiwa caleg stres di berbagai daerah di Indonesia, pada 2019,BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menanggung pembiayaan pengobatan bagi caleg yang mengalami stres dan depresi akibat tidak terpilihnya pada pemilihan umum nanti.
Deputi Direksi Bidang Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Arief Syaifuddin, mengatakan penyakit depresi yang ditanggung BPJS meliputi depresi mayor ringan, sedang, dan berat dengan harga mulai dari Rp4,9 juta sampai Rp10,3 juta. Dengan syarat, caleg tersebut sudah terdaftar sebagai anggota BPJS dan membayar premi secara rutin.
Selain Cianjur dan DKI Jakarta, beberapa kota lainnya yang sudah melakukan pelayanan kesehatan jiwa untuk caleg stres pada Pemilu di tahun sebelumnya. Beberapa daerah seperti Rumah Sakit Jiwa Surabaya, RS Jiwa Medan, RS Jiwa Soeharto Heerdjan, RSUD Kabupaten Tangerang juga telah menyediakan layanan yang sama.