Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (21/3) ditutup di level 7.338 atau menguat 7,2 poin atau 0,10%. Sehari setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang dalam Pemilu Presiden & Wakil Presiden 2024 (Pilpres), IHSG sepanjang hari berada di level 7.396 dan terendah di level 7.336.
Sentimen positif Pilpres terhadap IHSG dinilai terjadi sejak quick count atau hitung cepat pada Februari lalu. Menurut Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus, jauhnya perolehan suara antara capres dan cawapres telah mendorong penguatan IHSG.
“Sebetulnya kalau kita tilik dari dampak, sejak hasil quick count kemarin pelaku pasar dan investor juga sudah merasakan dampak dari hasil tersebut. Karena sejauh ini, terlepas dari sentimen negatif, karena jaraknya terpaut jauh dapat dikatakan telah menjadi vitamin yang mana kala itu kita sama-sama tahu telah mendorong IHSG mengalami penguatan,” katanya saat dihubungi detikcom, Kamis (21/3/2024).
Namun Maxi mengingatkan soal situasi yang terjadi setelah pengumuman KPU. Menurutnya, volatilitas pasar akan terpengaruh dengan adanya drama usai pengumuman kemenangan Prabowo-Gibran.
“Penetapan merupakan peneguhan dari hasil quick count, sehingga tetap dinanti karena peneguhan, namun urutan ke-2. Urutan 1 lebih kepada drama setelah penetapan yang memang seperti yang kita ketahui menambah volatilitas pasar. Hal ini yang akan menjadi perhatian penuh bagaimana progress drama tersebut dapat berjalan dan bagaimana keputusan dari drama tersebut,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia berharap stabilitas politik di dalam negeri bisa terjaga demi menjaga pertumbuhan ekonomi ke depan. Ia berpendapat IHSG akan terus menguat selama keamanan dalam negeri dan sentimen positif dari global bertahan.
“Sampai kapan? Selama sentimen tersebut positif, dalam artian aman, dan didukung juga oleh sentiment positive global, kami yakin IHSG berpotensi untuk terus mengalami penguatan. Namun apabila dalam drama tersebut, katakanlah mulai dari hak angket, MK, atau unjuk rasa semakin memanas, tentu akan berdampak terhadap pasar. Situasi dan kondisi dalam negeri merupakan daya tahan IHSG dalam menghadapi ketidakpastian global,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, kata dia bila secara global juga sedang dalam gejolak dan Indonesia tidak memiliki daya tahan, tekanan koreksi akan jauh lebih besar. Adapun Maxi menyebut emiten yang punya prospek cerah ke depannya antara lain sektor perbankan, pertambangan, consumer goods, infrastruktur.