Liputan6.com, Jakarta – Anda mungkin pernah mendengar tentang kegelisahan sebelum pernikahan, tapi bagaimana dengan mimpi buruk pasca pernikahan?
Selama bulan madu seharusnya menjadi masa menyenangkan bagi pengantin baru. Namun, sebagian individu justru merasa diliputi kecemasan yang serupa dengan stres ketika merencanakan pernikahan.
Psikoterapis yang berbasis di New York, Landis Bejar, mengatakan bahwa jenis kecemasan pascanikah sebenarnya “sangat umum”. Bejar, pendiri praktik terapi AisleTalk yang membantu orang mengatasi stres pernikahan, mengatakan dia sering melihat klien yang menghadapi kecemasan pascanikah. Bahkan, dia dan tim AisleTalk mengadakan janji temu dengan beberapa orang untuk beberapa sesi setelah upacara pernikahan. Mereka pada umumnya akan bertanya-tanya bagaimana bisa “merasa cemas tentang sesuatu yang berjalan dengan baik,”.
Menurut Bejar, penyebab kecemasan pascanikah bisa ada dua. Kemungkinan pertama, pengantin wanita menjalani hari yang menyenangkan namun masih merasa cemas, atau mungkin mereka tidak bisa berhenti memikirkan apa yang salah. Yang terakhir adalah kasus Kelsey Wahl, 37 tahun. “Ini berjalan dengan baik,” kata Wahl, yang bekerja di bagian pemasaran, kepada The Guardian. “Tetapi saya masih merasa terlalu terpaku pada hal-hal yang tidak beres atau saya lupa melakukannya.”
Sementara itu, Janelle Doll, 33 tahun, yang bekerja sebagai konsultan, mengaku fokus pada apakah tamunya menikmati hari besar pernikahannya. “Saya mendapati diri saya bertanya: ‘Jika saya melakukan sesuatu secara berbeda, apakah kita semua akan lebih menikmatinya?’” katanya kepada media tersebut.