Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA) baru-baru ini meramaikan lagi pembicaraan tentang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Melalui Earth Observatory, platform yang dibangun untuk menyebarkan informasi dari para peneliti kepada publik, NASA merilis dua citra satelit yang menggambarkan perubahan wajah wilayah calon ibu kota negara pengganti DKI Jakarta dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Foto satelit pertama diambil pada 26 April 2022. Sedangkan gambar ke dua direkam pada 19 Februari 2024. Masing-masing merupakan hasil tangkapan instrumen Operational Land Imager-2 (OLI-2) pada satelit Landsat 9 dan OLI pada Landsat 8.
Berikut ini perubahan wajah IKN Nusantara, yang sebelumnya merupakan wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Dalam publikasi citra satelit tersebut NASA menyatakan bahwa hutan di Kalimantan Timur mengalami perubahan pesat sejak musim panas 2022. “Jalan telah diukir pada lanskap dan bangunan didirikan di dekat Teluk Balikpapan di Kalimantan Timur, seiring Indonesia membangun ibu kota baru,” demikian dituliskan oleh NASA.
Rencana proyek menetapkan bahwa IKN bakal menjadi kota metropolitan yang hijau dan dapat dilalui dengan berjalan kaki. Selain itu, IKN bakal didukung energi terbarukan dan 75 persen kotanya masih berupa hutan. Namun, menurut NASA, beberapa peneliti khawatir perubahan penggunaan lahan ini dapat membahayakan hutan dan keanekaragaman hayati di wilayah yang menjadi rumah bagi hutan bakau, bekantan, dan lumba-lumba Irrawaddy tersebut.
“Meskipun lokasinya banyak berubah selama setengah tahun terakhir, kota ini masih jauh dari selesai. Konstruksi direncanakan selesai pada 2045,” tulis NASA dalam publikasi pada 23 Februari lalu.
Sejumlah kalangan sejak lama mempersoalkan proyek ambisius pemerintahan Presiden Joko Widodo ini. Tak hanya berbiaya mahal, megaproyek ini juga dikhawatirkan memperparah deforestasi di Indonesia. Kerusakan lingkungan ini pada akhirnya berpotensi melahirkan bencana, seperti banjir dan tanah longsor. “Jadi, dengan narasi memindahkan ibu kota untuk hindari banjir Jakarta, sebenarnya kita akan mendapat situasi yang sama di ibu kota negara baru,” kata Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi Indonesia, Uli Arta Siagian, pada Jumat, 1 Maret 2024.