Jakarta – Geopark Merangin, yang terletak di Provinsi Jambi, secara resmi diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Keputusan penetapan ini diambil oleh UNESCO di Paris, Prancis, pada Rabu, 24 Mei 2023 lalu, yang menambah jumlah warisan dunia dari Indonesia.
Sebanyak 18 Geopark baru telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark di seluruh dunia, dan empat di antaranya berlokasi di Indonesia, yaitu Geopark Ijen, Geopark Maros Pangkep, Geopark Raja Ampat, dan Geopark Merangin.
1. Mengenal Geopark Merangin
Dilansir dari laman resmi unesco, menyebut Geopark Merangin terdiri dari 12 dari 24 kecamatan di Kabupaten Merangin, yang merupakan bagian dari Provinsi Jambi, Indonesia.
Topografi wilayah ini meliputi dataran rendah di sisi timur dan dataran tinggi di sisi barat, dengan puncak tertinggi mencapai ketinggian 2.900 mdpl di Gunung Masurai.
Geologi luar biasa yang ditemukan di Merangin Jambi UNESCO Global Geopark berkontribusi pada pemandangan yang menakjubkan, yang memiliki kepentingan konservasi yang signifikan dan diakui sebagai bagian dari properti Warisan Dunia yang dikenal sebagai Hutan Hujan Tropis Sumatera (tertulis pada tahun 2004).
Kawasan ini dihuni oleh lebih dari 4.000 spesies tumbuhan dan 372 spesies hewan, termasuk beberapa spesies terancam punah seperti harimau sumatera.
Bentang alamnya mencakup beragam fitur seperti formasi karst, lembah, dan pegunungan, yang tidak hanya menyediakan habitat bagi berbagai bentuk kehidupan tetapi juga menjadi bukti peradaban manusia dari zaman kuno hingga saat ini.
2. Daya Tarik Geologis Geopark Merangin
Salah satu daya tarik geologis utama di geopark adalah endapan fosil flora Permian, yang berusia sekitar 252 hingga 299 juta tahun. Endapan ini berasal dari sisa-sisa Cathaysialand, sebuah mikrokontinen yang terpisah dari Gondwana selama periode Permian dan kemudian terbagi menjadi terranes China Utara dan China Selatan.
Selama periode Devonian, wilayah Cina Selatan dan Indocina terpisah dari Gondwana dan akhirnya bertabrakan selama Karbon, membentuk superterrane di Permian.
3. Geopark Merangin, Flora dan Fosil Menarik
Geopark Merangin Jambi menyimpan bukti fragmen Cathaysialand ini, termasuk fosil Araucarioxylon dan Agathoxylon. Merangin Jambi UNESCO Global Geopark juga terkenal dengan flora fosilnya yang unik, spesimen terakhir yang tersisa dan terekspos dari jenisnya di dunia.
Fosil Araucarixylon ada dalam lingkungan sedimen lakustrin dan disertai dengan fosil daun dan fosil Fusulina laut dangkal.
Menariknya, fosil-fosil ini ditemukan dalam hubungan stratigrafi dengan produk vulkanik seperti aglomerat dan lava basaltik, yang diyakini berasal dari zaman Karbon Akhir atau Karbon Pennsylvania (sekitar 303 juta tahun lalu) di daerah Karing Palaeovolcanic.
4. Geopark Merangin dan Gua Karst
Geopark Merangin Jambi menampilkan gua-gua karst dari Formasi Peneta Mersip, yang berasal dari periode Jurassic hingga Cretaceous (sekitar 164 hingga 100 juta tahun yang lalu.
Gua-gua ini, yang terletak di wilayah barat laut, mencontohkan proses geologis yang dihasilkan dari subduksi Lempeng Ngalau menuju terrane Sumatra Barat, yang dikenal sebagai “Cathaysialand,” dan obduksi berkelanjutan dari Busur Woyla selama awal Kapur Akhir (100 juta tahun yang lalu).
Gua-gua di kawasan karst ini merupakan situs penelitian arkeologi yang signifikan, karena artefak yang mewakili zaman Mesolitik telah ditemukan di sana.
Selain itu, geopark menampilkan daerah dataran tinggi di bagian baratnya, termasuk Vulkanik Kompleks Masurai dari periode Kuarter. Wilayah ini menampung kaldera terakhir yang diketahui di Pulau Sumatera dan di Indonesia.
Vulkanik Kompleks Masurai terkait dengan Sistem Sesar Sumatera segmen Dikit yang aktif sejak zaman Miosen Tengah dan masih berlangsung hingga saat ini.
5. Geopark Merangin dan Mempertahankan Masyarakat Lokal
Secara konsisten, UNESCO Global Geopark Merangin Jambi mendukung keberadaan masyarakat adat yang mewariskan hutan adat dan praktik pertanian ramah lingkungan, yang bertujuan menjaga kelestarian sumber air dan kesuburan tanah.
Mereka juga aktif berpartisipasi secara proaktif mengatasi perubahan iklim dengan mengembangkan sumber energi mikrohidro yang berkelanjutan.
Masyarakat dan pemangku kepentingan di dalam Geopark Merangin Jambi berperan aktif dalam berkolaborasi dan membangun jaringan, memanfaatkan konservasi, pendidikan, dan kesejahteraan sebagai alat penting untuk pengembangan geopark. Mereka melaksanakan program pendidikan, berfungsi sebagai mitra dalam mempromosikan geowisata dan geoproduk di dalam Geopark Merangin Jambi.