Liputan6.com, Jakarta – Sejak 2007, tanggal 2 April diperingati sebagai Hari Kesadaran Autisme Dunia atau World Autism Awareness Day. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingati hari ini sebagai sarana untuk menegaskan dan mempromosikan realisasi penuh semua hak asasi manusia dan kebebasan mendasar bagi penyandang autisme atas dasar kesetaraan dengan orang lain.
Tema tahun ini, “Memberdayakan Suara Autistik,” berfokus pada penguatan suara dan perspektif individu mengenai spektrum autisme, mendorong inklusivitas, pemahaman, dan pemberdayaan.
Autisme merupakan gangguan spektrum yang mempengaruhi komunikasi dan interaksi sosial. Gejala Autisme dapat berupa kecemasan sosial, ketakutan, dan kesulitan berkonsentrasi. Kondisi tersebut dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari seseorang dan menimbulkan masalah yang signifikan.
Autisme, gangguan perkembangan yang biasanya muncul pada anak usia dini, dapat didiagnosis oleh ahli kesehatan. Namun, orangtua dan pengasuh dapat mewaspadai tanda-tanda awal dan tanda bahaya pada balita.
Berikut beberapa tanda awal autisme pada balita seperti dilansir Hindustan Times.
1. Kesulitan berinterasi sosial
Balita dengan autisme mungkin memiliki tantangan dalam interaksi sosial dan keterampilan komunikasi. Mereka mungkin tidak menanggapi namanya, menghindari kontak mata, atau memiliki minat yang terbatas untuk berinteraksi dengan orang lain.
2. Mengalami speech delay atau tidak bicara sama sekali
Beberapa balita dengan autisme mungkin mengalami keterlambatan perkembangan bicara atau mungkin tidak berbicara sama sekali. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam pemahaman bahasa sebagai gejala autisme.