Liputan6.com, Jakarta – Di era digitalisasi yang semakin maju, kolaborasi antar bidang kedokteran menjadi kunci untuk memberikan layanan kesehatan yang optimal. Inilah semangat yang diusung oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI) dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-17 yang diselenggarakan di Hotel Shangri-La Jakarta.
Ketua Umum PDSRI, dr. Hartono Yudi Sarastika, SpRad(K), menekankan pentingnya peran radiologi sebagai penunjang utama bagi klinisi dalam proses diagnosis dan terapi.
“Radiologi tidak dapat berdiri sendiri. Istilahnya itu klinisi dan penunjang, sehingga tidak berdiri sendiri. Misalnya, pasien datang sebelum ke radiologi itu terlebih dahulu datang ke klinisi,” kata dr. Hartono saat sesi workshop pada PIT ke-17, Kamis (18/7/2024).
Dalam pertemuan ini, dr. Hartono juga menyoroti cepatnya perkembangan teknologi radiologi, yang mengharuskan para dokter spesialis radiologi untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka.
“Radiologi itu cepat sekali perkembangannya, jadi apa yang terjadi di luar negeri segera diadopsi, kecuali ada beberapa bidang yang membutuhkan tindakan. Karena ilmu medis butuh diagnostic dari radiologi, sebagai salah satu syarat untuk menuju terapi,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Ketua Panitia PIT ke-17 PDSRI, dr. Trifonia Pingkan Siregar, SpRad(K), menambahkan bahwa kegiatan ini mengkolaborasikan delapan subspesialisasi yang dinaungi oleh PDSRI dengan tujuan utama meningkatkan kompetensi dokter radiologi di Indonesia.
“Tahun ini kami optimalkan seluruh kelas workshop bisa hadir untuk diikuti sejawat untuk meningkatkan kompetensi dokter radiologi. Adapun pengajarnya dan dokter konsultannya dibawah naungan PDSRI dari seluruh Indonesia,” kata dr. Pingkan.