25.2 C
Jakarta
Sunday, November 17, 2024
HomeOtomotif3 Kebiasaan Berkendara yang Menjaga Kestabilan Transmisi Manual di Mobil

3 Kebiasaan Berkendara yang Menjaga Kestabilan Transmisi Manual di Mobil

Ternyata ada beberapa cara agar membuat transmisi manual mobil tetap awet dan tidak mudah rusak, meskipun langkah-langkahnya cukup sederhana. Ya, mobil dengan transmisi manual memang masih banyak jadi pilihan masyarakat di Indonesia ditengah gempuran pabrikan otomotif yang mulai meninggalkan transmisi dengan bantuan pedal kopling ini. Pengguna mobil manual di Indonesia umumnya untuk pemakaian lintas kota atau di daerah-daerah yang medan jalannya memang masih cukup terjal serta kontur jalannya tidak semulus aspal di Ibukota. Alasan masih diminatinya mobil dengan gearbox manual pun beragam, mulai dari kebutuhan akan mobil yang lebih responsif di jalan, sampai perawatan transmisi manual yang dinilai lebih mudah walau kadang merepotkan dari sisi pemakaian. Mengendarai mobil manual awalnya memang cukup merepotkan, karena kaki kiri dan kanan harus lincah dan aktif saat mengimbangi gas dan kopling. Jenis transmisi ini pun membutuhkan insting berkendara yang lebih tajam saat kalian mengendarai mobil tersebut. Sebabnya kalian harus paham betul, kapan saat yang tepat untuk menaikkan posisi gigi, kapan untuk menurunkan posisi gigi, serta menempatkan gigi berapa yang sesuai dengan kecepatan kendaraan. Jika memang telah mengerti akan teknik tersebut, ketika dipakai untuk perjalanan jarak jauh dengan lalu lintas yang lancar, jenis transmisi manual ini memang memberikan sensasi berkendara yang lebih responsif dan menyenangkan. Tetapi disatu sisi, kalian perlu juga tahu kebiasaan berkendara yang bikin transmisi manual mobil tetap awet. Karena jika perlakuannya salah, gearbox mobil tersebut bisa mudah jebol dan biaya perbaikannya pun tak murah. Bagi sebagian orang yang ogah repot, kadang mereka memperlakukan transmisi manual asal-asalan. Akibatnya, kampas kopling cepat gosong atau habis serta mungkin saja sinkromesh di tuas transmisi juga ikut bermasalah. Supaya hal tersebut tak terjadi, berikut ini perilaku berkendara yang dapat memperpanjang usia pakai transmisi manual. 1. Transmisi Manual Mobil Tetap Awet Selalu Posisikan Netral Saat Berhenti di Lampu Merah Jangan masukkan gigi dan terus menerus injak pedal kopling ketika macet atau berhenti di lampu merah Beberapa pengendara ada yang memiliki kebiasaan malas memindahkan tuas transmisi ke posisi netral (N) saat berhenti di lampu merah. Posisi transmisi tetap dibiarkan di gigi 1 atau 2, kemudian kaki kiri masih menginjak pedal kopling dan kaki kanan terus menerus menginjak pedal rem. Bukan tanpa alasan tentunya mereka melakukan hal ini antara lain dianggap agar siap sedia dalam kondisi stand by, sehingga saat lampu hijau menyala sudah tidak lagi dibebankan dengan memasukkan gigi dan menginjak kopling. Kebiasaan ini tentunya akan membuat otot kaki pengendara menjadi lebih cepat lelah dan tindakan tersebut berisiko terjadinya kecelakaan. Pada waktu yang tidak terlalu lama, kaki kalian mungkin masih kuat untuk menginjak pedal kopling dan rem sekuat tenaga, namun jika ternyata macetnya cukup parah atau lampu merahnya berganti dengan lampu hijau dengan waktu yang cukup lama, maka tanpa sadar tekanan kaki pada kedua pedal akan melemah. Pada situasi yang demikian, ada risiko mobil loncat atau nyelonong serta bertabrakan dengan kendaraan lain di depan atau belakang akibat injakan di pedal kopling yang melemah. Guna menghindari kejadiaan human error akibat kelelahan menginjak pedal kopling dan rem sekaligus dalam waktu lama ini, sebaiknya pengemudi memindahkan tuas transmisi ke posisi netral saat posisi mobil dalam keadaan diam menunggu lampu hijau kembali menyala. Selain menghindari kelelahan, teknik ini juga sekaligus menjaga komponen kopling agar lebih awet karena kampas kopling akan cepat habis karena terus bergesekan dengan flywheel dan cover clutch. 2. Jangan Biarkan Tangan Kiri Selalu Ada di Tuas Transmisi Saat berkendara sebaiknya kedua tangan ada di lingkar kemudi Beberapa pengendara memiliki kebiasaan seperti meletakkan tangannya di bagian tuas transmisi ketika mengemudi. Kebiasaan ini kerap dilakukan agar pengemudi tidak perlu repot saat hendak melakukan perpindahan transmisi ketika berkendara. Namun sayangnya kebiasaan ini ternyata berdampak buruk terhadap mobil, dan sebaiknya dihindari terutama bagi pengguna mobil manual. Karena tindakan yang demikian akan berpengaruh kepada kesigapan pengendara dan juga keawetan komponen di dalam tuas transmisi. Jika posisi tangan selalu berada di tuas transmisi, maka akan terjadi tekanan terhadap selector fork yang membuatnya selalu saling bergesekan. Untuk lebih jelasya, tuas transmisi biasanya terhubung ke selector fork yang telah didesain untuk melakukan kontak dengan roda gigi yang berputar dalam waktu singkat. Jika posisi tangan selalu berada di tuas transmisi, maka akan terjadi tekanan terhadap selector fork yang membuatnya saling bergesekan. Apabila kebiasaan meletakkan tangan pada tuas transmisi dilakukan terus menerus, dampaknya bisa membuat komponen transmisi cepat aus. Bagaimanapun, tuas transmisi tidak di desain sebagai sandaran tangan. Dalam berkemudi yang aman, posisi kedua tangan haruslah terletak pada lingkar kemudi. Posisi tangan ketika berkendara harusnya berada di atas setir dengan posisi mirip di angka 9 dan 3 pada jam. Tangan kiri di posisi angka 9, sedangkan tangan kanan di angka 3. Kalau memang tangan kiri hendak diistirahatkan lantaran kondisi jalan tengah macet atau saat berhenti di lampu merah, maka kalian bisa menggunakan handrest yang saat ini sudah banyak disediakan oleh pabrikan otomotif pada jok pengemudi. Kalau pun mobil kalian belum tersedia handrest, kalian bisa membelinya di toko-toko aksesoris mobil, ada yang menempel pada jok pengemudi, ada juga yang berfungsi ganda sebagai console box di bagian tengah antara kursi pengemudi dan penumpang depan. 3. Hindari Sering Main Setengah Kopling Cukup injak pedal kopling dengan penuh lalu kemudian lepaskan Kebiasaan berkendara lainnya yang dapat membuat transmisi manual mobil tetap awet adalah menghindari menggantung setengah kopling. Ini sering terjadi pada pengemudi yang malas mengangkat kakinya dari pedal kopling ketika sudah tidak diperlukan lagi. Tanpa sadar kaki kiri mereka terus menerus berada di atas pedal kopling sehingga membuat tekanan pada pedal tersebut. Kebiasaan main setengah kopling juga kerap dilakukan pengemudi mobil manual saat berhenti di tanjakan. Banyak pengemudi menginjak pedal kopling setengah untuk menghindari posisi mobil tidak mundur ke belakang. Alih-alih menggunakan bantuan rem tangan, banyak pengemudi yang mengadopsi teknik setengah kopling sambil maju perlahan karena kemacetan. Padahal kebiasaan ini justru merugikan karena akan membuat gesekan berlebih pada kampas kopling, yang berdampak kampas kopling gosong dan cepat aus. Perlu kalian ketahui, teknik setengah kopling memang dibutuhkan saat menyetir mobil manual. Tapi penerapan yang berlebihan atau salah situasi juga bisa menyebabkan kampas kopling cepat habis atau malah bisa terbakar. Gesekan antara material kampas kopling dengan besi yang terlalu lama, akan menciptakan panas yang berlebih. Akhirnya kampas gosong dan tidak lagi bisa berfungsi dengan baik. Kita bisa mengetahui kampas selip dengan munculnya aroma seperti karet terbakar. Jika kalian dalam kondisi yang mengharuskan berhenti di tanjakan, lebih aman untuk menggunakan rem tangan agar mobil tidak bergerak mundur. Tekniknya adalah, kaki kanan tetap menginjak pedal rem, kemudian parking brake diaktifkan untuk mencegah mobil merosot ke belakang. Saat kendaraan lain sudah kembali bergerak, kalian geser tuas transmisi ke gigi 1, lantas tekan pedal gas perlahan lalu hand brake di lepas agar kendaraan merayap perlahan ke depan. Dengan meninggalkan kebiasaan setengah kopling, berkendara pun jadi lebih aman dan kampas kopling pun lebih awet.

Source link

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER