Liputan6.com, Jakarta Lebaran Ketupat dirayakan umat Muslim di Indonesia sepekan sesudah hari Idul Fitri atau pada 8 Syawal. Namun, ada juga sebagian umat Islam melangsungkan Lebaran Ketupat pada 7 Syawal di malam hari.
Lebaran Ketupat biasa disebut sebagai ‘hari raya kecil’ atau ‘bada kecil’ setelah melakukan puasa syawal selama 6 hari atau puasa kecil dibandingkan dengan Idul Fitri yang didahului puasa Ramadhan selama 1 bulan.
Sejarah Lebaran Ketupat erat kaitannya dengan Sunan Kalijaga. Masyarakat Jawa meyakini Sunan Kalijaga yang memperkenalkan ketupat.
Budayawan Zastrouw Al-Ngatawi mengatakan, tradisi kupatan muncul pada era Wali Songo dengan memanfaatkan tradisi slametan yang sudah berkembang di kalangan masyarakat Nusantara. Tradisi ini kemudian dijadikan sarana untuk mengenalkan ajaran Islam mengenai cara bersyukur kepada Allah, bersedekah, dan bersilaturahim di hari lebaran.
Tradisi Perayaan Lebaran Ketupat di Berbagai Daerah
Perayaan Lebaran Ketupat dijalankan berbeda-beda di tiap daerah. Di Pati, Jawa Tengah misalnya masyarakat setempat meyakini bahwa tradisi Lebaran ketupat ini telah berlangsung turun temurun untuk mendoakan bayi yang sudah meninggal. “Ini merupakan adat dan tradisi setiap tanggal 8 Syawal. Selain untuk merayakan setelah puasa Syawal, ini lebarannya bayi,” tutur Sutarsi.