25.6 C
Jakarta
Sunday, November 17, 2024
HomeOtomotifStudi: Tingkat Kesetiaan Pengguna Merek Mobil China Masih Dibawah Jepang

Studi: Tingkat Kesetiaan Pengguna Merek Mobil China Masih Dibawah Jepang

Pabrikan merek mobil China saat ini terus menginvasi pasar otomotif di Asia Tenggara (ASEAN) seperti Thailand, Malaysia, dan juga Indonesia. Bahkan pada pameran otomotif Bangkok Motor Show 2024 yang baru-baru ini berlangsung, terlihat dengan jelas brand-brand mobil China tersebut menempati arena booth yang sangat besar. Kemudian jika kalian tengah berkunjung ke Negeri Gajah Putih itu, saat keluar dari Bandara Suvarnabhumi akan langsung disambut dengan papan iklan berukuran besar yang mempromosikan merek seperti MG, GAC Aion, dan BYD. Begitu juga dengan Indonesia, merek mobil China seperti Wuling, Chery, MG, serta BYD, terlihat menempati area stand yang cukup besar ketika berlangsungnya pameran Indonesia International Motor SHow (IIMS) 2024, pada Februari lalu. Dan umumnya para brand asal Tiongkok tersebut menawarkan kendaraan listrik murni berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV). BYD Denza D9 di IIMS 2024 Di Thailand, ada MG 4 EV dan MG ZS EV yang penjualannya cukup moncer, ditambah lagi BYD Dolphin dan Atto 3 juga cukup diterima dengan baik. Sementara itu beberapa model dari Great Wall Motor (GWM) seperti Haval H6, sanggup mengalahkan penjualan Honda di segmen SUV. Kondisi di Tanah Air pun tidak jauh berbeda, lantaran penjualan mobil listrik dari Wuling seperti AirEV dan Binguo EV mampu menjadi BEV terlaris di negara ini. Kemudian BYD yang hadir dengan tiga mobil listrik andalannya yakni Dolphin, Atto 3, serta Seal, menggoda konsumen Indonesia dengan harga yang jauh lebih murah dibanding mobil listrik buatan Jepang. Tak ketinggalan ada juga Chery Omoda E5 yang belum lama resmi dijual tapi pemesanannya sudah lebih dari 1.000 unit. Ketika popularitas mobil China ini sudah semakin melesat, apakah konsumen mulai berpaling dari mobil-mobil Jepang, Eropa, atau Amerika Serikat (AS)? Ternyata tidak. Fakta mengejutkan berhasil terkuak kalau loyalitas terhadap brand Jepangan rupanya masih cukup tinggi. Kok bisa? Yuk baca ulasan ini sampai habis. Hasil Studi Loyalitas Masyarakat Terhadap Merek Mobil China vs Jepang Pengguna mobil listrik Wuling AirEV di Indonesia Sebuah studi Thailand Service Customer Experience Index Study 2024 yang dilakukan oleh Differential Asia, sebuah konsultan bisnis yang berbasis di Singapura ternyata menguak fakta menarik soal brand otomotif dari Tiongkok. Studi tersebut mencoba mengungkap fakta sejauh mana loyalitas pemilik mobil di Thailand akan sebuah merek otomotif. Hasilnya, merek-merek dari Jepang ternyata masih muncul sebagai opsi pertama akan loyalitas pelanggannya. Studi ini mencatat, 48% dari responden yang dimintai survei menyebutkan, kalau mereka akan kembali membeli mobil Jepang saat harus diminta membeli mobil kedua atau mengganti mobil yang sudah mereka pakai saat ini. Sementara itu, 54% responden lainnya malah menyatakan bersedia membeli mobil dari brand AS ketika harus membeli mobil kedua untuk keluarganya. Adapun 28 persen lainnya menyatakan tetap setia untuk menggunakan mobil dari pabrikan Tiongkok. Hasil studi Differential Asia Hal menarik lainnya adalah, para pengguna mobil Jepang ini juga mengalami persentase paling kecil (5%) saat diminta pendapatnya apakah akan mengganti merek mobil lain dari kendaraan yang sudah mereka pakai saat ini. Sedangkan 9% dari para pengguna mobil China merasa keyakinannya untuk berpaling ke brand mobil lain jika mereka hendak membeli kendaraan berikutnya di masa depan. Dalam studi tersebut juga menemukan informasi jika faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek dari para pelanggannya meliputi kepuasan kualitas produk dan desain, reputasi dan citra merek, serta keakraban dan kenyamanan terhadap merek tersebut. Pabrikan Tiongkok memang telah membuat terobosan di pasar otomotif Thailand selama 5 tahun terakhir dengan membombardir serangkaian produk baru termasuk mendirikan pabrik perakitan. Meskipun persepsi terhadap mobil buatan Tiongkok yang buruk sebagian besar telah berkurang, mereka masih relatif baru dibandingkan dengan merek-merek terkenal dari Jepang atau Amerika yang sudah ada di negara tersebut sejak puluhan tahun lalu. Mobil Mesin ICE Masih Diminati Ketimbang BEV Konsumen yang mau beralih ke mobil listrik belum terlalu tinggi Selain soal loyalitas merek mobil China, Differential Asia juga mensurvei preferensi masyarakat Thailand terhadap kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV). Studi ini mengkategorikan responden menjadi dua kelompok: pemilik BEV dan pemilik non-BEV yang mencakup mobil hibrida (Hybrid Electric Vehicle/HEV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Hasilnya menunjukkan bahwa 42% pemilik BEV akan tetap menggunakan kendaraan listrik untuk pembelian kendaraan mereka berikutnya. Selain itu, 21% pemilik BEV menanggapi dengan mempertimbangkan untuk beralih ke mesin pembakaran internal (ICE) saat mempertimbangkan untuk membeli mobil kedua. Kemudian 22% responden pemilik BEV juga mengaku bersedia beralih ke mobil hybrid/PHEV saat akan membeli mobil kedua atau mengganti mobil lamanya. Hasil studi menunjukkan mobil ICE masih dominan Hal yang menarik malah sebaliknya, 48% pemilik mobil non-BEV mengaku kalau mereka akan tetap menggunakan kendaraan bermesin jenis bensin maupun diesel jika diminta memilih mobil baru sebagai kendaraan kedua atau mobil pengganti berikutnya di masa depan. Hanya 14% pemilik mobil bensin maupun diesel yang rela untuk beralih ke BEV ketika ditanya apa mobil kedua idaman mereka. Angka tersebut jauh lebih kecil dibanding 21% pemilik mobil bensin dan diesel yang mengaku akan beralih menggunakan kendaraan hibrida dan PHEV untuk mobil kedua mereka. Angka unik lainnya juga terkuak dari hasil studi ini, yaitu 6% dari pemilik BEV ternyata tertarik untuk beralih pada kendaraan Fuel Cell, bahkan 1 persen dari pemilik non-BEV juga memiliki ketertarikan yang sama atas kendaraan berbahan bakar hidrogen. Perusahaan konsultan tersebut mengungkapkan faktor utama yang mempengaruhi pembelian mobil baru dan pilihan jenis mesin adalah desain eksterior, merek, dan desain interior. Mobil Listrik di Indonesia Masih Kalah dengan Hybrid, Tapi China Mendominasi Toyota Innova Zenix masih menguasai mobil hybrid di Indonesia Kalau penjualan BEV di Thailand sudah cukup tinggi, maka kondisi di Tanah Air sedikit berbeda. Ini karena mobil jenis HEV masih jauh lebih banyak ketimbang BEV, setidaknya demikian dari catatan wholesales Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Gaikindo melaporkan, dari 10 brand otomotif yang menawarkan mobil hybrid, total penjualan mobil bermesin bensin plus motor listrik ini sudah mencapai lebih dari 4.800 unit. Sementara untuk penjualan mobil BEV, dari 10 brand yang ada hanya sekitar 2.000 unit alias setengah dari total wholesales mobil hybrid yang terdistribusi oleh para pabrikan otomotif. Namun untuk mobil listrik terlaris di Indonesia, memang masih dipegang dari merek mobil China yaitu Wuling Binguo EV yang pada Maret 2024 mencatat wholesales 817 unit. Wuling Binguo EV Di posisi kedua lagi-lagi brand dari Tiongkok, yakni Chery Omoda E5 dengan penjualan 608 unit, dan di urutan ketiga juga ada Chinese Brand yakni MG 4 EV dengan 246 unit. Adapun pabrikan Jepang kuat di segmen kendaraan HEV, contohnya Toyota Innova Zenix Hybrid yang menguasai pasar segmen ini dengan total penjualan mencapai 1.872 unit di Maret 2024. Kemudian Toyota Yaris Cross HEV juga mencatat penjualan hingga 542 unit, ditempel ketat dengan dua mobil hybrid ala Suzuki yakni XL7 SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki) dan Ertiga SHVS yang masing-masing terjual 970 unit dan 510 unit. Mobil Listrik Terlaris di Indonesia Maret 2024 Wuling Binguo: 817 unit Chery Omoda E5: 608 unit MG 4 EV: 246 unit Wuling Air EV: 229 unit Hyundai IONIQ 5: 93 unit Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia Maret 2024 Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid: 1.872 unit Suzuki XL-7 Smart Hybrid: 970 unit Toyota Yaris Cross HEV: 542 unit Suzuki Ertiga Smart Hybrid: 510 unit Honda CR-V RS e:HEV: 390 unit

Source link

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER