Liputan6.com, Jakarta – Tantrum adalah bagian alami dari tahapan perkembangan dan sering terjadi pada anak kecil. Ini terjadi ketika anak merasa frustasi dan tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik.
Tantrum adalah cara anak-anak mengekspresikan emosi mereka yang intens. Seiring dengan bertambahnya usia, kebanyakan anak belajar mengendalikan emosi mereka dan tantrum menjadi lebih jarang terjadi.
Namun, apabila tantrum menjadi lebih sering terjadi dan berlanjut hingga usia remaja, ini bisa menjadi tantrum abnormal.
“Tantrum itu merupakan suatu perkembangan normal sesuai dengan usia anak, tetapi bisa menjadi abnormal jika berlanjut sampai anak yang lebih besar dan remaja, sehingga inilah yang perlu diatasi dan diberikan suatu intervensi,” kata Dr. dr I Gusti Ayu Trisna Windiani, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, Dept/KSM Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Prof. Dr. I G.N.G Ngoerah.
“Tantrum yang normal tentu waktunya tidak selama abnormal, kemudian tantrumnya juga tidak sehebat tantrum abnormal,” kata Trisna dalam acara Seminar Media Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dilaksanakan secara daring pada Selasa, 23 April 2024, dengan topik Tantrum: Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?.
Trisna menjelaskan berikut ini adalah ciri-ciri anak yang mengalami temper tantrum abnormal:
– Usianya berlanjut diatas 4 tahun
– Melukai diri sendiri atau orang lain selama tantrum
– Lama tantrum yang lebih dari 15 menit
– Mengalami tantrum lebih dari 5 kali per hari
– Mood tetap negatif di antara kejadian tantrum