Liputan6.com, Jakarta Ketua Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kurniawan Taufiq Kadafi mengimbau agar relawan bencana tidak meminta anak untuk menceritakan pengalaman saat bencana terjadi. Hal itu bisa membangkitkan kenangan sang anak akan hal yang tidak menyenangkan.
“Padahal, melakukan recall (membangkitkan kenangan) seperti itu menjadi tekanan batin buat anak,” katanya dalam acara bedah buku “Panduan Penanggulangan Bencana” yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Kerap terjadi anak ditanyai berulang kali oleh orang yang berbeda. Mulai dari relawan bencana hingga wartawan tentang pengalaman anak selamat dari bencana.
Kurniawan menekankan hal tersebut dapat menyebabkan gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) seperti mengutip Antara.
Lebih baik, relawan fokus dengan tugasnya untuk membantu para korban bencana, baik secara moril maupun material.
Relawan Perhatikan Kebutuhan Anak
Di kesempatan yang sama, Kurniawan meminta para relawan bencana alam untuk memperhatikan serta kebutuhan anak-anak yang menjadi korban. Kebutuhan anak-anak perlu diperhatikan dalam misi kemanusiaan tersebut karena terdapat banyak kemungkinan kasus yang berkaitan dengan anak saat bencana alam.
“Pada sepekan awal sesudah bencana, biasanya terdapat masalah anak dengan fase kritis, baik trauma (luka) akibat tertimpa kayu atau tembok,” katanya.
Korban anak, membutuhkan penanganan khusus, karena luka yang ditimbulkan bisa jadi tidak hanya luka fisik, namun juga luka psikis.