Dalam kondisi darurat ban cadangan mobil digunakan untuk mengganti ban utama apabila ditemui adanya kebocoran atau pecah di jalan. Penggunaan ban cadangan pada mobil menjadi perlengkapan standar keamanan dan keselamatan. Peraturan mewajibkan setiap kendaraan dilengkapi ban cadangan bahkan tercantum pada Undang-Undang Lalu Lintas No 22 Tahun 2009, pasal 57 Ayat (3).
Sering disebut juga sebagai ban serep, ban cadangan mobil umumnya diletakan di belakang, baik itu di atas lantai maupun di bawah kabin mobil. Sekelas mobil SUV, biasanya ban serep diletakan secara menggantung di bagian pintu bagasi. Letaknya yang sedikit sulit dijangkau, menyebabkan ban serep kurang mendapat perhatian.
Tak sedikit dalam kondisi darurat keberadaan ban serep yang kurang mendapat perhatian justru tidak bisa digunakan. “Tekanan angin pada ban cadangan harus diberikan lebih dari standar. Karena lama-lama tekanan angin akan berkurang, jadi untuk menjaga itu diberi tekanan angin lebih tinggi,” ujar Mochammad Fachrul Rozi, Product Marketing Manager PT Michelin Indonesia kepada Autofun Indonesia beberapa waktu lalu. Dikatakan Rozi, mengenai penambahan serta pengecekan ban cadangan mobil sebaiknya dilakukan setiap 3 bulan sekali. “Ban cadangan kalau jarang sekali dipakai baiknya dilakukan pengecekan setiap 3 bulan sekali. Itu biasanya tekanannya menyusut 5 psi. Setiap 3 bulan sekali saat penambahan angin juga dilebihkan sekitar 3-5 psi,” ucapnya.
Kondisi yang jarang dipakai, tak sedikit pemilik mobil jarang mengganti ban serep. Biasanya pemilik mobil jarang melakukan penggantian ban serep lantaran kondisi corak yang terlihat masih tebal. Meski begitu ban serep ada baiknya diganti 10 tahun sekali meskipun kondisinya masih terlihat bagus. “Ban cadangan meskipun jarang dipakai, sebaiknya diganti 10 tahun sekali. Karena bukan masalah umur tapi fisik pada ban. Ban yang semakin berumur memiliki titik jenuh pada material karet yang tidak elastis, sehingga berbahaya jika digunakan dalam kondisi darurat. Ban yang tidak elastis akan timbul retakan dan bisa meledak sewaktu-waktu saat digunakan,” imbuhnya. Michelin Indonesia memberikan panduan berkendara untuk menghadapi tantangan cuaca ekstrem seperti panas menyengat yang berganti dengan hujan lebat dalam waktu singkat.
1. Periksa Tekanan Ban secara Rutin, terutama sebelum melakukan perjalanan panjang. Tekanan angin yang tepat tidak hanya meningkatkan kinerja ban, tetapi juga meminimalkan risiko kecelakaan. Pastikan juga selalu menjaga tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrikan kendaraan.
2. Periksa Kondisi Ban, termasuk kedalaman alur dan keausan. Ban yang aus atau rusak dapat mengurangi traksi dan stabilitas kendaraan, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem seperti hujan deras atau jalanan basah. Konsultasi rutin dengan ahli ban dan kaki-kaki sangat diperlukan untuk memastikan pemeriksaan menyeluruh. Konsultasi ini bisa mencakup penyetelan roda (spooring), penyeimbangan (balancing), dan rotasi (rotation). Langkah preventif ini tidak hanya memperpanjang umur ban, tetapi juga berkontribusi pada kinerja dan keselamatan kendaraan secara keseluruhan.
3. Gunakan Ban yang Memiliki Performa Baik di Segala Medan. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggunakan ban yang memiliki performa optimal di medan basah maupun kering.