Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, berharap agar terdapat kesamaan pendapat terkait penolakan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menurutnya, kedua partai harus fokus pada kerja sama untuk membangun masa depan bangsa.
“Hanya dengan berbicara tentang kepentingan bangsa dan negara, kita bisa menemukan titik temu,” kata Habiburokhman kepada media, pada hari Selasa. Habib yakin bahwa jika PKS dan Gelora mau duduk bersama, mereka dapat menemukan solusi atas perbedaan pandangan yang ada di antara keduanya. Meskipun demikian, Habib memahami alasan Gelora menolak PKS karena partai yang baru berusia 4 tahun itu telah bekerja keras dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk memenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024. Sementara PKS merupakan bagian dari Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Habib juga mencatat bahwa belum ada informasi mengenai susunan kabinet Prabowo-Gibran untuk pemerintahan 2024-2029 dari Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Sebelumnya, Partai Gelora menentang PKS bergabung dalam koalisi yang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran karena PKS sering menyerang pasangan Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024. Sekretaris Jenderal DPP Partai Gelora, Mahfudz Siddiq, mengatakan bahwa jika PKS bergabung dengan KIM, akan terjadi perpecahan antara PKS dan pendukung fanatiknya yang sering menyerang Prabowo-Gibran.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera, menyatakan bahwa partainya siap kembali menjadi oposisi bagi pemerintah. Hal ini diungkapkan oleh Mardani melalui unggahan reels Instagramnya, di mana ia juga menyinggung partai tertentu yang dianggap menghalangi PKS bergabung dalam koalisi yang mendukung Prabowo-Gibran.
Ketidakcocokan antara Gelora dan PKS disebabkan oleh pembentukan Partai Gelora di bawah kepemimpinan Anis Matta, yang dilakukan karena ketidakpuasan tokoh-tokoh yang dulunya merupakan kader PKS terhadap DPP. Selain Anis Matta, tokoh PKS seperti Fahri Hamza, Mahfudz Siddiq, dan lainnya juga bergabung dengan Partai Gelora.