Batalyon Komando 464 Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU melakukan persiapan pasukan dan pemeriksaan alutsista jelang pengamanan kegiatan World Water Forum (WWF) yang diselenggarakan di Bali.
Dalam foto apel yang diunggah akun Instagram resmi @Kopasgat_tniau, Senin, pemeriksaan kesiapan personel dan perlengkapan dilakukan langsung oleh Komandan Batalyon Komando 464 Kopasgat Letkol Pas Puthut dalam apel yang digelar di Malang, Jawa Timur, Jumat (3/5).
Dalam keterangan foto yang diunggah tersebut, Puthut mengatakan pemeriksaan kesiapan ini dilakukan guna memastikan pasukannya siap menjaga kegiatan WWF yang akan digelar dari 18-25 Mei.
“Pengecekan bukan formalitas saja namun merupakan wujud komitmen sebelum pelaksanaan tugas,” kata Puthut seperti dikutip dalam siaran pers tersebut.
Dalam apel tersebut, Puthut juga menghimbau kepada seluruh pasukan agar mengetahui dengan detail tugas dan tanggung jawab masing-masing selama melakukan penjagaan.
Koordinasi antar-regu dan personel, lanjut Puthut, juga harus ditingkatkan di internal pasukannya. Tidak hanya itu, dia juga mengimbau seluruh jajarannya untuk tetap bersikap humanis serta melayani warga dan seluruh tamu undangan yang hadir dalam ajang tingkat internasional itu.
Dengan seluruh persiapan dan arahan yang dia berikan kepada personelnya, dia berharap pengamanan yang dilakukan anggota Kopasgat bisa berjalan dengan lancar.
“Keberhasilan dan kesuksesan bukan hanya berdampak pada reputasi petugas keamanan khususnya reputasi Kopasgat tetapi reputasi nama bangsa Indonesia di kancah internasional,” kata dia.
Sebelumnya, Mabes TNI akan menurunkan 12.000 personel khusus untuk menjaga jalannya kegiatan WWF di Bali.
“Mereka bertugas untuk melakukan pengamanan hingga penanganan kesehatan di sana,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin (29/4).
Gumilar menjelaskan kegiatan WWF itu akan berlangsung sejak 18 hingga 25 Mei 2024. Personel-nya sendiri mulai melakukan pengamanan di lokasi sejak satu minggu sebelum acara tersebut berlangsung.
Hal tersebut dilakukan agar para personel bisa melakukan pengawasan dan pemetaan lokasi yang harus dijaga dengan ketat.
Gumilar melanjutkan pihaknya tidak hanya melalukan penjagaan di darat saja melainkan di wilayah udara dan laut di sekitar Pulau Dewata. “KRI kita kerahkan di selat Bali dan selat Lombok ya,” ucap dia.
Tidak hanya fokus pada pengaman, pihak TNI juga akan menyediakan beberapa armada pesawat untuk melakukan evakuasi jika terjadi bencana alam saat WWF berlangsung.
“Untuk persiapan kalau ada evakuasi ada bencana alam atau erupsi Gunung Agung kita siapkan pesawat pesawat untuk evakuasi juga di sana,” kata dia.
Tidak ketinggalan, tenaga kesehatan juga disediakan pihak TNI untuk mengantisipasi adanya korban jiwa dari bencana alam yang terjadi di Bali.
WWF merupakan forum internasional yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di sektor sumber daya air, mulai dari pemerintah, parlemen, pemimpin politik, lembaga multilateral, politisi, akademisi, masyarakat sipil, hingga pelaku usaha.
WWF ke-10 mengusung tema “Air untuk Kesejahteraan Bersama” dan akan membahas beberapa subtema, yakni ketahanan dan kesejahteraan air; air untuk manusia dan alam; pengurangan dan pengelolaan risiko bencana; tata kelola, kerja sama, dan diplomasi air; pembiayaan air berkelanjutan, dan pengetahuan dan inovasi.