Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak awal 2020 memberikan banyak dampak pada seluruh aspek kehidupan, termasuk juga dalam hal tumbuh kembang anak.
Kisaran usia anak-anak yang lahir pada saat pandemi saat ini, berumur di bawah lima tahun. Menurut laman resmi Kemenkes RI, antara umur 1 hingga 2 tahun merupakan usia krusial dalam tumbuh kembang anak.
Terjadi perkembangan pesat pada sensorik dan motorik pada usia ini. Anak mulai belajar berjalan, mengeksplorasi lingkungan dengan sensorisnya atau semua inderanya.
Namun, pada saat pandemi COVID-19, aktivitas menjadi terbatas karena adanya aturan dari pemerintah untuk di rumah saja dan mengurangi mobilitas, sehingga banyak pekerja yang dirumahkan / WFH (work from home).
Hal ini membuat anak-anak yang tumbuh pada masa pandemi menjadi terbatas untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.
“Sebenarnya, yang sangat dibutuhkan itu adalah interaksi dengan orang lain dan juga dengan lingkungan di mana anak bisa bergerak dan bermain, tapi pandemi menyebabkan anak-anak menjadi kurang bergerak dan bermain,” kata pemerhati tumbuh kembang anak, Tante Mobi.
Karena kondisi pandemi COVID-19 tersebut menyebabkan kurangnya stimulasi yang berdampak pada pola asuh anak pada saat itu.
Aturan WFH membuat para orang tua melakukan pekerjaan dari rumah yang tidak sedikit membuat mereka memberikan screen time anak agar memudahkan pengasuhan dan bisa tetap fokus bekerja.