Kehilangan nafsu makan karena stres adalah hal yang umum terjadi. Terkadang, stres membuat perut terasa kenyang walaupun belum makan berjam-jam, sehingga membuat banyak orang merasa sulit untuk makan meski sebenarnya tubuh memerlukan nutrisi.
Stres dapat mendatangkan masalah pada kesehatan fisik, khususnya pada sistem pencernaan, dan gejala yang ditimbulkannya berbeda-beda pada setiap orang.
“Dampak stres terhadap nafsu makan sangat kompleks dan berbeda-beda pada setiap individu,” kata Christina Gentile, PsyD, psikolog kesehatan klinis bersertifikat yang berspesialisasi dalam penyakit pencernaan di UCLA Health, kepada SELF.
Beberapa orang yang mengalami stres ada yang merasa sangat ingin ngemil ketika cemas karena kortisol (hormon stres) dapat membuatnya menginginkan sumber energi cepat seperti karbohidrat. Sementara yang lainnya mungkin kehilangan nafsu makan mereka. Hal ini disebabkan oleh hormon lain yang dilepaskan tubuh saat stres, seperti hormon pelepas adrenalin dan kortikotropin, yang dapat menekan rasa lapar. “Orang-orang mungkin juga mengalami gejala gastrointestinal yang reaktif terhadap stres, seperti nual, nyeri, atau sakit perut, yang membuat makan menjadi sulit,” tambah Gentile. Perlu diingat bahwa ketika tubuh melewatkan makan, hal ini dapat mengakibatkan perubahan suasana hati, kelelahan, dan bahkan rasa mual yang lebih parah. Untuk mengatasi masalah ini, Gentile memberikan tiga tips untuk mengelola nafsu makan saat stres agar dapat menjaga kesehatan fisik dan emosional secara lebih efektif, seperti dilansir dari SELF pada Jumat, 31 Mei 2024.