25.8 C
Jakarta
Tuesday, November 5, 2024
HomeBeritaKisah Jaminan Rasulullah SAW terhadap Keberadaan Kristen di Armenia

Kisah Jaminan Rasulullah SAW terhadap Keberadaan Kristen di Armenia

Oleh Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN — Lebih dari satu milenium yang lalu, komunitas Kristen Armenia tetap terjaga keberadaannya di Yerusalem. Meskipun berbagai penguasa Yerusalem telah berganti, komunitas tersebut masih lestari hingga saat ini. Tidak disangka, peran besar Rasulullah Muhammad SAW dalam menjamin keberlanjutan kehadiran mereka.

Pada tahun 2018, sejarawan keturunan Armenia, Dr. Garbis Harboyan dari Kanada, secara rinci menuliskan tentang dokumen yang ada dalam harian Aztag di Beirut, Lebanon. Dia mencatat mengenai salinan naskah kuno yang ada di Institut Manuskrip Kuno Mesrop Mashtots, di Yerevan, ibu kota Armenia. Matenadaran, nama arsip tersebut, mengumpulkan koleksi manuskrip yang disimpan oleh Gereja Armenia di Etchmiadzin.

Di dalam arsip tersebut terdapat salinan perjanjian-perjanjian yang diduga berasal dari Nabi Muhammad dan Ali bin Abi Thalib. Dokumen-dokumen ini diterjemahkan dari bahasa Arab asli ke dalam bahasa Turki, Farsi, dan Armenia. Hal ini menunjukkan bahwa dokumen-dokumen tersebut diakui oleh seluruh pemerintahan Muslim yang pernah merawat komunitas Kristen Armenia.

Harboyan mengungkapkan bahwa Patriarkat Armenia telah didirikan di Yerusalem hampir 2.000 tahun yang lalu. Banyak orang Armenia berziarah ke Yerusalem setelah mereka masuk agama Kristen pada awal abad ke-301. Mereka telah membangun sebagian Biara Sourp Hagop pada tahun 420 Masehi. Di abad keenam, orang Armenia telah mendirikan 66 lembaga keagamaan di Yerusalem.

Pada tahun 626 Masehi, Patriark Armenia Abraham I dari Yerusalem melihat kebangkitan kekuatan Muslim dari Arabia. Ia kemudian pergi ke Madinah bersama delegasi 40 tokoh Armenia terkemuka untuk bertemu dengan Nabi Muhammad dan meminta perlindungannya. Sejarawan menduga bahwa rombongan tersebut pergi ke Madinah bersama dengan kaum Kristen dari Najran.

Harboyan melaporkan bahwa Nabi menyambut para tamu Armenia dengan penuh hormat dan kebaikan, mendengarkan saran dari Patriark Abraham I. Delegasi Armenia menyatakan ketaatan mereka kepada Nabi, siap bekerja sama dengannya, dan meminta perlindungan.

Pada akhir pertemuan, Nabi Muhammad SAW mengeluarkan ketetapan:
“Saya, Muhammad bin Abdullah, nabi dan hamba Allah. Saya memberi hormat kepada Patriark Abraham, saya menghormati dia dan semua uskup agung, uskup, dan imam di Yerusalem, Damaskus, dan wilayah Arab; dengan kata lain, orang-orang yang tunduk pada Yerusalem, seperti orang Etiopia, Koptik, dan Asiria. Saya menjamin keamanan biara, gereja, pusat pendidikan, properti dan tanah mereka.

Saya, Nabi Muhammad, dengan kesaksian Allah, dan 30 orang di sekitar saya, saya memberikan perlindungan dan perlindungan saya, dan saya memberikan restu saya kepada gereja-gereja Armenia, di manapun mereka berada, di seluruh Yerusalem, Makam Suci Kristus, Sirp Gereja Hagop, Gereja Betlehem, semua rumah doa, biara, jalan Golgota, dan tempat suci. Saya juga mengamankan dan memastikan bahwa perlindungan saya juga meliputi bukit-bukit, lembah-lembah Kristen, dan lembaga-lembaga penghasil pendapatan Kristen. Saya nyatakan semua ini atas nama saya sebagai Nabi dan atas nama umat Islam.”

Nabi Muhammad memerintahkan penerusnya untuk menghormati dan melaksanakan ketetapan tersebut secara detail. Umar bin Khattab, salah satu penerus Nabi, juga hadir dalam pertemuan tersebut dan mengeluarkan ketetapan serupa yang mengukuhkan ketetapan Nabi.

Dengan demikian, dekret Nabi menjadi dokumen resmi pertama yang menegaskan status Patriarkat Armenia di Yerusalem. Meskipun aslinya tidak ditemukan dalam arsip Patriarkat, salinan berwarna kekuningan masih terdapat di Museum Mardigian yang dimiliki oleh Patriarkat.

Selain itu, keabsahan ketetapan Rasulullah itu sejalan dengan kebijakan khalifah dan penguasa Muslim selanjutnya yang memperkuat perlindungan terhadap komunitas Kristen Armenia.

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER