25.8 C
Jakarta
Tuesday, November 5, 2024
HomeKesehatanOptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini Melalui Kolaborasi Multisektor

Optimalkan Perkembangan Anak Usia Dini Melalui Kolaborasi Multisektor

Liputan6.com, Jakarta Selain faktor tumbuh, perkembangan merupakan aspek yang juga penting pada anak usia dini. Stimulasi dan pengalaman belajar yang baik sejak usia 0-3 tahun membantu perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak.

Dalam konferensi belum lama ini di Penang, Malaysia bahas tentang pentingnya investasi dalam perkembangan anak usia dini untuk membangun ketahanan dan pembangunan berkelanjutan. Salah satu pembicara dalam Konferensi Regional Asia-Pasifik tentang Perkembangan Anak Usia Dini (Early Childhood Development) 2024 tersebut pada 27-30 Mei 2024 adalah Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, Eddy Henry.

Dalam paparannya, Eddy mengungkapkan bahwa perlu konvergensi layanan untuk mencapi hasil optimal dari aspek kesehatan, gizi dan stimulasi perkembangan. Hal tersebut pun juga tertulis pada Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 60 tahun 2013. Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa layanan PAUD harus diberikan secara holistik dan integratif mencakup pendidikan, kesehatan, nutrisi, keselamatan & keamanan, dan aspek pengasuhan.

Di Indonesia, layanan perkembangan dan pendidikan anak usia dini terus dijalankan oleh pemerintah. Ada tiga program pemerintah yang paling besar dengan sasaran anak usia nol hingga tiga tahun yakni Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB) dan KB/TPA.
Menurut Eddy agar program yang sudah ada di Indonesia berjalan lebih maksimal ada tiga aspek yang bisa dilakukan:

Pertama, program layanan pengembangan anak dan PAUD lebih terintegrasi dan terstruktur. Eddy mencontohkan layanan BKB bisa dilakukan bersamaan dengan Posyandu. Saat berkunjung ke Posyandu orangtua bisa belajar tentang pengsuhan. Sementara itu, anak bisa mendapatkan stimulasi sambil bermain saat menunggu giliran penimbangan.

Bila fasilitator mendeteksi ada keterlambatan perkembangan maka dapat dirujuk ke layanan konseling kesehatan dan gizi. Dengan terintegrasi seperti ini maka dalam sekali kunjungan bisa mendapatkan layanan kesehatan, gizi dan stimulasi.

Dalam poin ini, BKKBN mengelola perekrutan, pelatihan, distribusi alat dan mainan, pemantauan dan evaluasi, dokumentasi, hingga peningkatan keterampilan para kader BKB. Sementara Kementerian Kesehatan fokus pada aspek kesehatan dan gizi kepada para kader Posyandu.
“Poin kuncinya di sini adalah koordinasi lintas sektor dan bekerjasama untuk kepentingan anak dan keluarganya,” kata Eddy dalam keterangan tertulis.

Source link

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER