Data Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek mencatat bahwa hingga Oktober 2023, sebanyak 21.829 siswa yang berada di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, dilaporkan drop out atau lulus tidak melanjutkan (LTM) dari jenjang SD hingga SMA.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tangerang, Dadan Gandana, menyatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) akan menyelenggarakan kegiatan penuntasan angka putus sekolah dengan menyediakan program beasiswa pendidikan kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C. Program ini akan diprioritaskan untuk anak usia 7 sampai 21 tahun serta masyarakat di atas usia tersebut, melalui program Pendidikan Kesetaraan Tingkat Desa yang merupakan implementasi dari program “Desa Peduli Pendidikan”.
Dadan juga menyatakan bahwa tingginya angka putus sekolah disebabkan oleh proses kepindahan peserta didik ke sistem Dapodik Kemendikbudristek yang tidak tercatat. Selain itu, ada juga masalah ketidakterdaftaran peserta didik di aplikasi Dapodik atau EMIS di lingkup Kemenag, seperti pesantren modern yang tidak mendaftarkan NPSN.
Dalam program kolaborasi antara Disdik dan DPMPD Kabupaten Tangerang tersebut, juga akan melibatkan beberapa pemangku kepentingan, termasuk Bappeda, Dinsos, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Diskominfo, Disdukcapil, hingga Kemenag Kabupaten Tangerang. Selain itu, pihaknya juga akan melibatkan pemerintahan kecamatan hingga desa di seluruh Kabupaten Tangerang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Moch Maesyal Rasyid, juga menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin terjadi lagi kasus anak-anak putus sekolah di Kabupaten Tangerang karena pendidikan merupakan hal yang penting bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, pihaknya mendukung penuh program penuntasan angka putus sekolah yang dilaksanakan oleh Disdik dan DPMPD Kabupaten Tangerang.