Israel meningkatkan serangan udara di Gaza setelah resolusi PBB yang mengharuskan gencatan senjata disetujui. Serangan oleh pesawat jet tempur dan artileri Israel tersebut terjadi di bagian utara Gaza. Pasukan darat Israel juga mencoba memperluas operasi mereka. Serangan ini menyebabkan ledakan keras di dekat Rumah Sakit al-Shifa. Selain itu, Rumah Sakit Indonesia dan kamp pengungsi Breij juga menjadi sasaran serangan tersebut.
Saat ini, Gaza berada dalam kegelapan total karena tidak ada tenaga listrik yang tersedia. Komunikasi hampir sepenuhnya terputus di Gaza, sehingga sebagian besar penduduk tidak dapat mengakses layanan darurat. Organisasi medis internasional, Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF), sangat prihatin dengan situasi di Gaza. Mereka menyatakan keprihatinan mereka untuk para pasien, staf medis, dan ribuan keluarga yang berlindung di rumah sakit Al-Shifa dan fasilitas kesehatan lainnya. MSF juga menyerukan perlindungan terhadap semua fasilitas medis, staf, dan warga sipil di Gaza.
Sebelum serangan dilancarkan, Israel mengklaim bahwa ada bunker Hamas di bawah Rumah Sakit al-Shifa, meskipun klaim ini dibantah oleh pejabat Palestina dan staf rumah sakit. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit terbesar di Gaza dan salah satu dari sedikit rumah sakit yang masih beroperasi meskipun penembakan Israel.
Situasi ini sangat memprihatinkan dan perlindungan terhadap fasilitas medis, staf, dan warga sipil harus diprioritaskan di seluruh Gaza.
