Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan manfaat penggunaan kendaraan listrik. Selain mengikuti tren global dan lebih ramah lingkungan, transisi ini juga dapat menghemat biaya.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, mengatakan bahwa biaya operasional kendaraan listrik lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Penghematan tersebut terjadi dari sisi biaya bahan bakar, pajak daerah, dan perawatan.
Rachmat menjelaskan bahwa berdasarkan pengalamannya menggunakan kendaraan listrik sejak 2021, biaya untuk “mengisi” kendaraan listrik jauh lebih murah. Sebagai contoh, dulu saat menggunakan kendaraan bensin, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 500 ribu – Rp 600 ribu per minggu, namun sekarang dengan menggunakan mobil listrik dengan jarak tempuh yang sama, biayanya hanya sekitar Rp 60 ribu. Hal ini menunjukkan adanya penghematan yang signifikan.
Selain itu, Rachmat juga menyebutkan bahwa kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi gas buang seperti kendaraan konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil. Selain itu, kendaraan listrik juga memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan konvensional.
Oleh karena itu, saat ini adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk mendorong pasar kendaraan listrik. Jika gagal mengembangkan industri kendaraan listrik dan menarik investasi, Indonesia berisiko menjadi importir dan kehilangan jutaan lapangan pekerjaan.
Rachmat mengatakan bahwa Indonesia biasanya mengikuti tren global, sehingga hanya masalah waktu bagi Indonesia untuk ikut serta dalam transisi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik.
