REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengakui bahwa pihaknya telah menutup ratusan situs yang terafiliasi dengan intoleransi dan radikalisme. Yang menarik, permintaan penutupan situs-situs tersebut datang dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
“Situs berita terkait radikalisme dan intoleransi ada 270 situs, itu kita tutup. Kita melakukannya berdasarkan surat Panglima TNI yang diperoleh dari input BAIS (Badan Intelijen Strategis),” kata Budi dalam acara ‘Sarasehan Pusterad dengan Media Massa Tahun 2023’ di Gedung Chandraca, Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (23/10/2023).
Menurut Budi, penutupan ratusan situs berdasarkan permintaan Panglima TNI tidak dilakukan begitu saja. Setelah menerima permintaan, tim Kemenkominfo melakukan verifikasi. Jika situs tersebut benar-benar mengajarkan paham radikalisme dan intoleransi, maka Kemenkominfo segera menutupnya.
“Jika tidak terlalu berlebihan, kami tidak akan menutup situs tersebut. Kami memiliki tim verifikasi cek fakta. Jika terlalu sering menutup, itu akan merusak indeks demokrasi kita. Namun jika situs terkait hal-hal mendasar seperti terorisme dan radikalisme, tidak ada masalah,” kata Budi.
Dia menjelaskan bahwa Kemenkominfo tidak dapat dengan mudah menutup situs berita begitu saja. Hal ini disebabkan setiap permintaan penutupan situs akan tercatat dalam indeks Google. Jika pemerintah Indonesia semakin banyak menutup situs, maka indeks demokrasi dapat turun. Namun jika situs tersebut berkaitan dengan fitnah, hoaks, ujaran kebencian, dan mengajarkan terorisme, itu tidak akan berpengaruh terhadap indeks demokrasi suatu negara.
“Oleh karena itu, kita tidak bisa terlalu sering menutup situs. Jika ada penutupan, itu harus sesuai dengan indeks persepsi demokrasi dunia,” kata Budi. Dia juga mengungkapkan bahwa Kemenkominfo selalu menjalin kerja sama dengan platform Google dan Meta untuk menangani situs judi online. Setiap kali situs judi muncul, maka situs tersebut dapat langsung ditutup.
Sementara itu, Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad) Letjen Teguh Muji Angkasa menjelaskan bahwa kegiatan sarasehan diadakan untuk menjalin komunikasi dan silaturahim dengan awak media. Menurutnya, pemberitaan media menjadi hal penting dan krusial dalam menciptakan opini publik.
Menjelang Pemilu 2024, katanya, Pusterad perlu mengajak media untuk menciptakan suasana kondusif dan mengedukasi masyarakat dengan pemberitaan dan informasi yang jernih dan produktif. Dengan begitu, Indonesia dapat melalui perhelatan nasional pemilihan umum yang berlangsung setiap lima tahun sekali.
“Saya melihat peran media sebagai hal strategis, sehingga media dapat ikut menciptakan suasana kondusif atau tidak menimbulkan perpecahan melalui hal-hal negatif. Ini juga sekaligus menjaga silaturahim bersama,” kata Teguh.