BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan jumlah anggota keluarga yang berisiko mengalami stunting di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2023 mencapai 33.031 orang, sehingga diperlukan kebijakan pemerintah daerah untuk mencegah dan menekan kasus stunting di daerah tersebut.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, M Irzal, mengatakan bahwa pendataan dan validasi keluarga berisiko telah dilakukan di seluruh desa dan kelurahan di provinsi tersebut. Hasil pendataan, verifikasi, dan validasi data keluarga menunjukkan bahwa ada 33.031 orang berisiko stunting, dengan 5.629 di antaranya adalah ibu hamil.
Jumlah keluarga berisiko stunting yang memiliki anak usia 0-24 bulan sebanyak 21.680 jiwa, sedangkan yang memiliki anak usia 24-29 bulan sebanyak 5.722 jiwa, tersebar di tujuh kabupaten/kota di Kepulauan Bangka Belitung.
Irzal menekankan bahwa kegiatan pendataan, verifikasi, dan validasi dilakukan secara door to door guna memastikan validitas, akurasi, dan kesesuaian data dengan kondisi lapangan. BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melibatkan 827 kader pendata, 177 supervisor, 41 manajer pengelolaan, 41 manajer data, dan 393 kader tim pendamping keluarga dalam verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting.
Selain itu, terdapat 47 verifikator kecamatan dan 47 pengolah data kecamatan yang telah berhasil menyukseskan pelaksanaan verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting. Data yang dihasilkan dipastikan mutakhir, valid, berkualitas, dan siap dimanfaatkan untuk program intervensi stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Artikel ini disadur dari : https://garudanews24.id/berita/umum/bkkbn-keluarga-berisiko-stunting-di-babel-capai-33-031-orang/