27.8 C
Jakarta
Monday, September 16, 2024
HomeKesehatanSerang Anak yang Dapat Menyebabkan Penyakit Kawasaki: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya

Serang Anak yang Dapat Menyebabkan Penyakit Kawasaki: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya

Tubuh dengan sendirinya akan memberikan tanda berupa gejala sebagai sinyal sakit. Gejala yang dimunculkan tubuh ada yang ringan ada juga yang berat. Gejala ringan pun tentunya tak boleh diabaikan. Itu karena banyak kasus kesehatan yang berujung dengan kejadian fatal karena terlambat dalam penangannya ataupun tidak terdiagnosis dengan jelas. Salah satunya adalah penyakit kawasaki (PK) yang gejalanya sering diabaikan dan dapat berakibat fatal. Demikian dikatakan Dokter Spesialis Anak-Jantung, Kawasaki, Prof. Dr. dr. Najib Advani, Sp. A(K), MMed (Paed) dari RS EMC Alam Sutera.

PK pertama kali ditemukan di Jepang pada 1967 oleh Dr Tomisaku Kawasaki dan saat itu dikenal sebagai mucocutaneous lymph node syndrome. Untuk menghormati penemunya, penyakit itu akhirnya dinamakan Kawasaki.

Di Indonesia sendiri, banyak di antara kita yang belum memahami penyakit berbahaya ini, bahkan di kalangan medis sekalipun. Hal inilah yang menyebabkan diagnosis acap terlambat dengan segala konsekuensinya.

Penampakan penyakit ini juga dapat mengelabui mata sehingga dapat terdiagnosis sebagai campak, alergi obat, infeksi virus, atau bahkan penyakit gondong. Penyakit yang lebih sering menyerang ras Mongol ini terutama menyerang balita dan paling sering terjadi pada usia 1-2 tahun.

Soal penyakit ini, dr. Najib pun diketahui pernah menemukannya sejak 1996 dan pernah terjadi pada seorang bayi berusia 3 bulan yang menderita demam selama 18 hari.kasus. Seiring berjalannya waktu, Indonesia baru resmi tercatat dalam peta penyakit Kawasaki dunia setelah laporan seri kasus PK dari Advani dan kawan-kawan diajukan pada simposium internasional penyakit Kawasaki ke-8 di San Diego, AS, pada awal 2005.

Diduga, kasus di Indonesia tidaklah sedikit, dan menurut perhitungan kasar, berdasarkan angka kejadian global dan etnis di Indonesia, tiap tahun akan ada 3.300-6.600 kasus PK. Namun kenyataannya, kasus yang terdeteksi masih sangat jauh di bawah angka tersebut.

Dampak dari PK, antara 20-40% mengalami kerusakan pada pembuluh koroner jantung, dimana sebagian akan sembuh. Namun, sebagian lain terpaksa menjalani hidup dengan jantung yang cacat akibat aliran darah koroner yang terganggu. Sebagian kecil akan meninggal akibat kerusakan jantung.

Source link

BERITA TERBARU
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER