Senin, 9 September 2024 – 00:48 WIB
Jakarta, VIVA – Aktivitas Gunung Merapi di Jawa Tengah masih terus terjadi. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, gunung tersebut sudah meluncurkan awan panas. Masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah meluncurkan awan panas guguran sebanyak tiga kali selama periode pencatatan sepekan dari 30 Agustus hingga 5 September 2024.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, menyatakan bahwa tiga kali kejadian awan panas guguran tersebut menuju ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal sejauh 1,3 kilometer.
“Masyarakat diharapkan untuk waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat hujan di sekitar Gunung Merapi,” ujar Agus Budi dalam laporan yang diterima di Yogyakarta, seperti dilansir dari Antara.
Selama seminggu terakhir, Gunung Merapi juga telah mencatatkan 232 kali guguran lava ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1,8 kilometer. Suara guguran terdengar sebanyak tiga kali dari Pos Babadan dengan intensitas rendah hingga sedang.
Berdasarkan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles 5, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan 2, terdapat perubahan pada kubah barat daya Gunung Merapi akibat aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava, dan awan panas guguran.
“Namun, tidak ada perubahan signifikan pada morfologi kubah tengah,” tambah Agus Budi.
Hasil analisis foto udara pada 21 Agustus 2024 menunjukkan volume kubah barat daya sebesar 2.777.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik.
Intensitas gempa Gunung Merapi dalam pekan ini lebih rendah daripada pekan sebelumnya, dengan rincian tiga kali gempa awan panas guguran, empat kali gempa vulkanik dangkal, 20 kali gempa fase banyak, 976 kali gempa guguran, satu kali gempa frekuensi rendah, dan 11 kali gempa tektonik.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan EDM menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,2 cm per hari, lebih rendah dari pekan sebelumnya.
BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang diberlakukan sejak November 2020. Potensi bahaya saat ini adalah guguran lava dan awan panas guguran, terutama di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak dan Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.
Potensi bahaya juga terdapat di Kali Boyong, Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak. Material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. (Ant)
Pelaku Utama Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang Sempat Ikut Yasinan
Polisi berhasil menangkap 4 pelaku pembunuhan dan pemerkosaan siswi SMP di Palembang. Sayangnya, semua pelaku masih berusia di bawah umur.
Baca Juga:
Atasi Kebutuhan Perumahan di Jakarta, Begini Konsep yang Akan Dikembangkan oleh Ridwan Kamil
Gambar: Konferensi pers kasus pembunuhan siswi SMP di Mapolrestabes Palembang
Penulis: VIVA.co.id
Tanggal: 6 September 2024