Liputan6.com, Jakarta – Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Anggraini Alam, SpA(K) mengatakan, penting bagi masyarakat mengenai tanda dan gejala demam berdarah dengue (DBD). Dia menjelaskan, ada tiga fase dalam perjalanan penyakit tersebut dalam sepekan.
“Fase kritis pada DBD, kata Anggraini, ditandai dengan turunnya demam. Tapi pasien perlu mewaspadai tanda bahaya dan harus segera ke rumah sakit jika mengalami salah satu dari tanda tersebut.
“Apabila ada salah satu saja tanda bahaya, seperti nyeri perut hebat, munta-muntah, perdarahan, lemah atau gelisah; harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” jelasnya.
DBD, yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue, merupakan penyakit serius yang bisa menyerang seseorang lebih dari sekali, dengan infeksi lanjutan yang berpotensi lebih parah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, hingga April 2024, terdapat lebih dar 7,6 juta kasus global dengan lebih dari 3.000 kematian.
Indonesia sendiri menjadi salah satu dari negara dengan tingkat prevalensi demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan lebih dari 190.561 kasus dan 1.141 kematian dilaporkan hingga minggu ke-36 tahun ini, meningkat dari 114.720 kasus dan 894 kematian di tahun 2023. Beban ekonomi DBD juga signifikan, BPJS Kesehatan mencatat pembiayaan hingga Rp1,3 triliun pada 2023, meningkat tajam dari Rp626 miliar di tahun sebelumnya.