Mengatasi anak tantrum pada usia 4-6 tahun menjadi salah satu tantangan besar bagi orang tua. Gejala tantrum merupakan kondisi di mana anak mengalami ledakan emosi yang tidak bisa dikendalikan, seperti marah sambil berteriak, menangis, membangkang, melakukan tendangan atau pukulan, bahkan berguling-guling di lantai.
Perlu diketahui bagi para Bunda, bahwa gejala tantrum pada anak sebenarnya hal yang sangat wajar, karena anak belum bisa mengetahui dan mengontrol emosi yang mereka rasakan. Saat mengatasi anak tantrum juga tidak disarankan untuk melakukan kekerasan atau melakukan hal-hal yang justru membuat anak semakin tantrum. Hal ini karena mereka masih belajar mengelola emosi dan membutuhkan proses untuk mencapai emosi yang stabil.
“Gejala tantrum pada anak bukan karena adanya kesalahan pada pola asuh, namun anak yang mengalami gejala tantrum justru memiliki perkembangan yang baik,” ujar dr. Levy, Ph.D., psikolog klinis seperti dikutip dari Parents.
dr. Levy juga menambahkan “Timbulnya tantrum pada anak disebabkan karena adanya keinginan anak yang belum mereka dapatkan.” Melansir dari Parents, berikut beberapa tips mengatasi anak tantrum yang bisa Bunda terapkan khususnya pada anak usia 4-6 tahun.
1. Segera Tangani Perilaku Agresif
Jika Bunda melihat dan menyadari perilaku anak mulai agresif seperti memukul, melempar barang dan menggigit, maka perlu segera hentikan tindakan mereka, salah satu cara yang bisa Bunda lakukan adalah dengan menyingkirkan mereka dari situasi tersebut. Bunda perlu menjelaskan kepada anak bahwa tindakan yang dilakukan tidaklah baik, sampaikan dengan kata-kata yang menenangkan, tetapi tegas. Jika anak melakukan hal yang sama, maka Bunda perlu menerapkan kesepakatan dan kebijakan pada anak agar tidak melakukannya lagi.
2. Jangan Meninggikan Suara di Depan Anak
Anak akan selalu mengikuti volume suara orang tua, secara tidak langsung mereka juga ingin terlibat dan terhubung dengan Bunda. Jika sudah terlanjur berteriak atau mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya didengar, maka Bunda harus meminta maaf kepada anak. Hal ini juga sangat berpengaruh pada perilaku anak. Salah satu cara sebelum mengatasi anak tantrum yaitu dengan mengatur napas dan tanamkan di benak pikiran, bahwa Bunda juga bisa sabar dan telaten dalam mengurus anak, sehingga Bunda tidak terbawa emosi.
3. Biarkan Anak Marah
Jika Bunda melihat anak sedang marah tanpa sebab disertai tangisan yang kencang, maka tidak ada salahnya membiarkan anak marah hingga emosinya mulai reda. Hal ini karena terkadang seorang anak hanya perlu melampiaskan amarahnya sejenak. Setelah emosinya sudah reda, Bunda perlu memanggil atau mendekati anak untuk mempersilahkan si anak cerita tentang keluhannya, atau bisa dibilang “deep talk”, Bunda juga dipersilahkan untuk memberikan solusi atau nasihat untuk anak terkait masalah yang terjadi. Cara ini juga efektif untuk melatih kesabaran anak dan membantu menstabilkan emosinya dengan baik.