Selasa, 8 Oktober 2024 – 19:24 WIB
Jakarta, VIVA – Polsek Kalideres Jakarta Barat meringkus pemuda berinisial SPS (22) yang membawa kabur dan melakukan persetubuhan terhadap anak di bawah umur, Selasa 8 Oktober 2024.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombespol M. Syahduddi, mengungkapkan pelaku ditangkap setelah membawa kabur seorang anak perempuan berinisial AKAN, berusia 12 tahun, yang masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Dalam konferensi pers yang diadakan pada hari Senin, 16 September 2024, Syahduddi menjelaskan bahwa pelaku ditangkap berdasarkan laporan dari orang tua korban, JSN, yang melaporkan bahwa anaknya tidak kunjung pulang.
“Penyelidikan mengungkapkan bahwa anak tersebut telah dibawa lari oleh pelaku tanpa seizin orang tuanya.” ujar Syahduddi dalam keterangannya, Selasa 8 Oktober 2024.
Kejadian tersebut terjadi di tiga lokasi berbeda di Jakarta Barat. Lokasi pertama di Taman Bulak, Teko, Jalan Pertah Selatan, Kalidres, yang merupakan tempat di mana pelaku membawa lari korban.
Lokasi kedua adalah sebuah gudang kosong di Jalan Pejadalan, Kelurahan Pekojan, yang menjadi tempat di mana pelaku melakukan persetubuhan terhadap korban.
“Sedangkan lokasi ketiga juga di Jalan Pejadalan, di mana persetubuhan kedua terjadi.” ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan bahwa pelaku telah melakukan tindakan tersebut sebanyak enam kali.
Atas perbuatannya, pelaku melanggar Pasal 81 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, serta Pasal 332 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Syahduddi juga menjelaskan bahwa pelaku dan korban pertama kali berkenalan melalui aplikasi kencan Litmatch, yang dikenal oleh pelaku melalui media sosial TikTok.
“Setelah bertukar nomor telepon, mereka sepakat untuk bertemu di sebuah lokasi di Kecamatan Kalidres, di mana pelaku kemudian membawa korban menggunakan sepeda motor Honda Scoopy ke tempat kerjanya di lapak barang bekas di Pijabdalan.” ujarnya.
Berdasarkan pengakuan pelaku, hubungan mereka semula bersifat saling suka, namun karena korban masih di bawah umur, tindakan pelaku jelas melanggar hukum.
Syahduddi menambahkan bahwa meskipun ada unsur suka sama suka dalam hubungan mereka, pelaku tetap dikenakan pasal yang berlaku karena korban termasuk kategori anak di bawah umur.
“Saat ini, pihak kepolisian telah mengembalikan korban kepada keluarganya dan melakukan langkah-langkah pemulihan psikologis, termasuk trauma healing, untuk memastikan kondisi mental korban tidak terganggu akibat peristiwa ini.” ujarnya.
Syahduddi juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka, terutama dalam menggunakan media sosial.
Ia berharap kasus ini menjadi perhatian bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap potensi bahaya yang bisa mengancam anak-anak.
Halaman Selanjutnya
“Sedangkan lokasi ketiga juga di Jalan Pejadalan, di mana persetubuhan kedua terjadi.” ujarnya.