Memasuki musim hujan, kondisi ban wajib menjadi perhatian karena komponen ini jadi yang pertama bersentuhan langsung dengan jalan, sehingga kerap kali mengalami gesekan dan keausan. Maka dari itu, jika jalanan menjadi basah dan becek, ban bisa kehilangan traksi atau daya cengkraman, sehingga menyebabkan aquaplaning atau mobil seperti melayang. Parahnya, aquaplaning bisa membuat mobil hilang kendali, karena posisi ban berada di atas permukaan genangan air atau becekan, sehingga kecelakaan tak terelakan. Lantas jika memasuki musim hujan, perlukah ban mobil diganti? Cek ban secara rutin untuk mengetahui kondisinya sebelum dipakai. Menurut Head of Marketing PT Sumi Rubber Indonesia (Dunlop), Johan Tri, jika ingin mengganti ban sebaiknya menggunakan ban dengan tipe dan pattern yang sama di satu poros roda. “Dengan demikian, handling yang dihasilkan akan lebih baik dan stabil. Sehingga, keamanan dan kenyaman kita berkendara akan lebih terjamin,” ungkap Johan dalam keterangan tertulis. Namun begitu, Johan menyatakan, jelang musim hujan ini penting juga bagi para pengendara untuk berhati-hati. “Saat kondisi jalan basah, kurangi kecepatan, meskipun kondisi lalu lintas sedang lengang. Khususnya, ketika melewati genangan air, karena dikhawatirkan terdapat lubang di jalan,” jelasnya. Untuk diganti atau tidak, pada dasarnya tergantung dari kondisi ban itu sendiri. Akan tetapi, sebelum menggantinya, pastikan kelayakan ban tersebut apakah masih bisa dipakai atau tidak. Sebaliknya, jika memang sebelumnya baru mengganti ban dan kondisinya masih bagus, maka bisa dipertahankan. Jika ingin mengganti ban, sejatinya hal itu bisa dilakukan tidak harus saat hendak musim hujan. Karena melansir situs Dunlop, jika ingin mengganti ban, maka ada beberapa hal yang wajib diketahui sebelumnya. Pastikan tapak ban masih tebal dengan ukiran, kembangan, dan alur masih terlihat kuat. Sebagian alasan pertama ban perlu diganti karena kedalaman tapak telah melampaui batas standarisasi yaitu 1,6 mm (untuk ban mobil di Inggris). Tak sedikit ban mobil mengalami pola keausan yang tidak merata, sehingga ada beberapa bagian ban masih tebal dan sudah tipis. Ban yang tidak rata ini disebabkan oleh tekanan udara yang berlebihan atau kurang, sehingga roda ada bagian yang tidak sejajar. Jika Anda melihat pola keausan tidak merata pada ban Anda, maka perlu dicek kembali. Bagian ban juga bisa seperti bisul, karena masalah terjadi pada komponen tersebut. Biasanya benjolan tersebut, karena beberapa hal, termasuk tekanan udara yang kurang atau berlebih kemudian ban menghantam benda keras. Jika terjadi hal tersebut, maka ban wajib diganti, karena bisa saja rusak dan meledak saat dikendarai. Ban mobil sering kita lihat saat menempel di bagian mobil selain berwarna hitam, terlihat ada retakan pada bagian dinding. Ban retak jika lama dibiarkan bisa mengalami kebocoran atau pecah ketika tengah berkendara. Jika saat hujan turun akan sangat menyusahkan. Ketika masuk musim hujan, mogok di jalan akan sangat tidak enak. Karena kita harus mendorongnya untuk menepi dengan kondisi basah. Sering bocor, terlebih ada di dinding, maka wajib diganti. Jika ban sering mengalami kebocoran, lebih dari 6 mm, maka disarankan jangan ditambal, dan sebaliknya wajib diganti. Sejatinya, usia ban itu cukup lama yaitu 10 tahun setelah produksi. Sehingga jika mobil dipakai atau tidak maka wajib diganti. Untuk mengetahui ban sudah kadaluarsa, maka wajib melihatnya kodenya di dinding ban yang merupakan gabungan beberapa angka dan huruf. Heel-toe-wear adalah pola keausan di mana bagian depan dan belakang telapak ban tidak aus secara merata. Kondisi ini sering disebabkan oleh masalah pada suspensi atau penyetelan roda yang tidak tepat. Suara berisik yang berasal dari ban saat berkendara bisa menjadi tanda bahwa ada masalah dengan ban tersebut. Bunyi berisik ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keausan tidak merata, pola telapak yang salah, atau masalah pada suspensi. Jika Anda mendengar suara berisik yang tidak biasa dari ban, segeralah periksa kondisi ban dan komponen-komponen terkait. Pastikan tekanan udara selalu sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Lakukan rotasi ban secara berkala, minimal setiap 5.000 hingga 8.000 km, untuk memastikan keausan yang merata. Periksa kedalaman alur ban dan pastikan tidak kurang dari batas minimum. Periksa ban dari tanda-tanda kerusakan secara rutin, seperti sobekan, benjolan, atau kebocoran. Jika ban harus diganti, pastikan komponen jenisnya cocok dipakai seperti di iklim cuaca Indonesia. Ban yang pas digunakan saat hujan, biasanya memiliki motif kembangan tidak rata, dengan alur yang agak lebar agar bisa mencengkram aspal dan memecah serta membuang air melalui selah-selah. Saat ban harus diganti, pastikan ukuran dan kekuatan yang tepat sesuai peruntukannya. Jangan sampai menggunakan ban lebih besar atau kecil dari ukuran velg. Sebelum ban lama diganti, perlu melihat ukurannya dari ban sebelumnya yang tertera di dinding si karet bundar berupa kode angka dan huruf. Disarankan saat memasang ban jangan berlebihan, sebab ketika terlalu lebar maka bisa menonjol keluar atau terlalu tebal akan mengenai spakbor. Sebelum ban lama diganti, perlu melihat ukurannya dari ban sebelumnya yang tertera di dinding si karet bundar berupa kode angka dan huruf. Disarankan saat memasang ban jangan berlebihan, sebab ketika terlalu lebar maka bisa menonjol keluar atau terlalu tebal akan mengenai spakbor. Pastikan ban memiliki ukuran kekuatan yang tepat sesuai peruntukannya. Jika ban ingin diganti, maka hal-hal di atas bisa menjadi acuan sebelumnya.