Kamis, 21 November 2024 – 08:58 WIB
Manggarai, VIVA – Pasangan calon bupati-calon wakil bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohanes Halut-Thomas Dohu menjanjikan perbaikan jalan rusak sepanjang 536,5 kilometer yang tersebar di 12 kecamatan.
Selama berkampanye paslon nomor urut 3 itu paling banyak menerima keluhan berkaitan dengan persoalan infrastruktur utamanya kerusakan jalan yang tak kunjung tertangani.
Baca Juga :
Harapan Warga Batak di Kota Depok: Jangan Lagi Ada Diskriminasi
Jika mendapat mandat rakyat Yohan-Thomas memberi garansi bisa mendapatkan anggaran tambahan untuk mempercepat penanganan kerusakan jalan antardesa antarkecamatan.
Baca Juga :
Survei PUSKAPI Pilkada Muba: Lucianty-Syafaruddin 45,5%. Toha-Rohman 49,6%
Dalam konsep anggaran Yohan-Thomas memang akan mengaturnya lebih banyak ke lapen ketimbang HRS.
“Kenapa lapen karena meskipun jumlahnya panjang tapi tidak semahal HRS dan butuh penangan cepat,” kata Yohanes Halut saat menggelar kampanye di Gapong Kecamatan Cibal, Rabu 20 November 2024 malam.
Baca Juga :
RK Tawarkan Kredit Mesra Tanpa Agunan ke Warga Jakarta: Biar Nggak Lari ke Pinjol
Butuh 350 miliar
Kandidat yang disokong Gerindra, NasDem, Hanura, PSI dan Gelora itu pede bisa menghadap Presiden langsung demi mendapatkan anggaran tambahan untuk menuntaskan persoalan infrastruktur di kabupaten yang merupakan lumbung pangan NTT.
“Penanganannya 536 dibagi 5 tahun lebih kurang 100 kilometer per tahun dengan skema anggaran untuk 100 kilometer lapen=70 miliar katakanlah 1 kilometer lapen membutuhkan 700 juta. Dalam setiap tahun (rencana kerja tahunan) 70 miliar selama 5 tahun sebesar Rp.350 miliar,” jelas Halut.
Eks anggota DPRD Provinsi NTT selama 15 tahun itu mengatakan masyarakat Manggarai hari ini amat merindukan perbaikan jalan.
“Karena itu yang bersifat segera dan mendesak itu perbaikan jalan. Jika terpilih saya akan menghadap Ketum kami Bapak Presiden Prabowo saya lapor diri,” kata pria yang biasa dipanggil politisi sandal jepit itu.
Jalan rusak dan pertumbuhan ekonomi
Yohanes Halut mengatakan, kerusakan jalan di Kabupaten Manggarai yang tidak kunjung tertangani berimbas pada terganggungnya pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Jalan ini urat nadi perekonomian dan kerusakan jalan ini bukan persoalan sepele. Kalau lebih banyak jalan rusak maka pertumbuhan ekonomi terganggu. Jalan yang tidak dapat diandalkan menghambat distribusi barang dan orang. Aktivitas bisnis di pedesaan menjadi tertinggal jauh dengan kota. Distribusi hasil panenan petani kita jadinya tidak tepat waktu menyebabkan kerugian bagi petani,” ulas Halut.
Panjang jalan rusak
Dalam orasinya Halut menyebut, panjang jalan berstatus jalan kabupaten pada keadaan tahun 2023 yakni 1.532,575 km dengan kemantapan jalan 56,63 persen.
“Artinya jalan rusak parah di Manggarai kurang lebih mencapai 536 kilo yang rusak parah. Terparah di Cibal Barat dan Reok Barat, Rahong utara dan Lelak. Itu saya rasakan langsung selama kampanye ini,” sebutnya.
“Termasuk di wilayah Satar Mese raya kendati tiga wilayah itu menyedot anggaran terbanyak dari APBD Kabupaten Manggarai tapi jalan-jalan desa di sana juga pada rusak,” imbuhnya.
Hotmix untuk kecamatan
Kendati memprioritaskan perbaikan jalan lapen, jalan aspal hotmix juga merupakan kegiatan peningkatan dari jalan lapen. Hotmix/HRS kata Yohanes Halut diutamakan pada jalan dalam kecamatan menuju tempat pelayanan umum atau jalan menuju perbatasan kabupaten.
“Prinsipnya kita sesuaikan dengan anggaran. Asal dapat dulu mandat rakyat saya dan pak Thomas berjuang cari anggarannya,” kata Halut.
Sampai dengan akhir tahun 2023, panjang jalan di Kabupaten Manggarai seluruhnya 2.109,48 kilo dengan rincian jalan nasional 120,935 Km, provinsi 45,1 kilo dan jalan kabupaten dan desa 1.943, 445 km. Panjang jalan kabupaten yang rusak berat sampai tahun 2023 sebesar 536,5 km. (Jo Kenaru/NTT)
Halaman Selanjutnya
“Penanganannya 536 dibagi 5 tahun lebih kurang 100 kilometer per tahun dengan skema anggaran untuk 100 kilometer lapen=70 miliar katakanlah 1 kilometer lapen membutuhkan 700 juta. Dalam setiap tahun (rencana kerja tahunan) 70 miliar selama 5 tahun sebesar Rp.350 miliar,” jelas Halut.