Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) terus berupaya mempercepat pemenuhan kebutuhan alat kesehatan untuk mendukung transformasi layanan kesehatan primer, terutama di Puskesmas. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Maria Endang Sumiwi, M.P.H., mengungkapkan bahwa Puskesmas membutuhkan peningkatan dalam alat kesehatan seperti ultrasonografi (USG), elektrokardiografi (EKG), hematology analyzer, chemistry analyzer, dan dental chair.
Alat kesehatan diagnostik, seperti urine analyzer, PoCT HbA1C, dan alat Tes Cepat Molekuler (TCM), juga masih belum tersedia secara merata di Puskesmas. Hal ini menjadi perhatian utama dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi tantangan ini, Kemenkes meluncurkan proyek Strengthening of Primary Health Care (SOPHI) yang bertujuan untuk memperbaiki layanan primer, terutama dalam aspek preventif dan kuratif yang ekonomis.
Proyek SOPHI juga mendukung penyediaan alat kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Posyandu. Pendanaan proyek ini akan ditopang oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik. Tahap pertama proyek SOPHI akan dilaksanakan di berbagai kabupaten/kota di 35 provinsi sebagai langkah awal dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.