Kasus Agus, seorang pria disabilitas berusia 21 tahun di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi, mulai terungkap. Pemilik homestay di Mataram, tempat Agus diduga melakukan tindakan tersebut, mengungkapkan bahwa Agus merupakan langganan tetap di homestay tersebut. Menurut pemilik homestay, Agus dalam sebulan terakhir sering membawa wanita yang berbeda ke tempat tersebut, bahkan bisa mencapai 2-3 wanita dalam sehari. Wanita yang dibawa Agus keluar dari kamar dengan kondisi beragam, ada yang menangis, panik, hingga berusaha melarikan diri. Agus sering mampir bersama wanita di homestay tersebut pada siang atau sore hari, bahkan hampir setiap hari dengan orang yang berbeda. Meskipun Agus membantah melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi tersebut, kasus ini menarik perhatian publik karena Agus lahir tanpa kedua tangan. Selain itu, Agus juga mengklaim bahwa mahasiswi tersebut yang mengajaknya ke homestay, membingkai kasus ini dengan sudut pandang yang berbeda. Semua hal ini menjadi sorotan masyarakat karena bertentangan dengan anggapan bahwa Agus tidak mungkin melakukan pelecehan seksual karena kondisi fisiknya.
