Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, baru-baru ini mengungkapkan bahwa setelah pertemuan dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia di Bandung, akan dilakukan revisi terhadap catatan sejarah Indonesia. Revisi tersebut akan didasarkan pada hasil kajian para ahli sejarah untuk menciptakan versi yang lebih mutakhir dalam rangka perayaan 80 Tahun Indonesia Merdeka. Fadli menyoroti contoh revisi pada zaman prasejarah, di mana penelitian terbaru menunjukkan bahwa sejarah peradaban di Indonesia lebih tua dari yang sebelumnya dipahami. Hal ini terlihat dari temuan baru seperti usia Gua Leang-Leang Maros yang ternyata jauh lebih tua dari perkiraan sebelumnya.
Ketua Umum MSI, Prof Dr Agus Mulyana, menjelaskan bahwa revisi sejarah juga bertujuan untuk memberikan kepercayaan diri pada bangsa dengan memperbarui data dan temuan terkini dari penelitian sejarah dan arkeologi. Dia menyoroti pentingnya interpretasi ulang terhadap masa kolonial di Indonesia untuk memberikan perspektif yang lebih tepat. Revisi sejarah juga akan mencakup periodisasi sejarah sampai dengan masa reformasi, dengan harapan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif. Ini merupakan langkah penting bagi MSI untuk memperbaharui catatan sejarah guna menghadirkan momentum yang berarti.