Gunung Kerinci di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, telah mengalami peningkatan aktivitas gempa sebanyak lebih dari 1.884 kali, menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Analisis yang dilakukan oleh petugas Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) di Kresik Tuo, Provinsi Jambi, juga menunjukkan bahwa gunung tersebut berpotensi erupsi secara mendadak. Data yang tercatat mencakup berbagai jenis gempa, termasuk gempa hembusan, vulkanik dangkal, vulkanik dalam, dan tektonik jauh.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa aktivitas gempa Gunung Kerinci telah meningkat dalam rentang waktu 1 hingga 21 Desember, dengan puncak kejadian terjadi pada Sabtu pagi. Mulai dari pukul 03.50 hingga 05.00 WIB, tercatat adanya peningkatan kegempaan, terutama gempa vulkanik dalam, yang mencapai 11 kali kejadian dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 5-25 detik.
Dikategorikan sebagai Level II (Waspada), Gunung Kerinci saat ini diprediksi memiliki bahaya potensial berupa gas vulkanik konsentrasi tinggi dan potensi lontaran batuan dalam kasus erupsi mendadak tanpa gejala kenaikan aktivitas yang jelas. Oleh karena itu, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung tidak mendekati, apalagi beraktivitas di radius tiga kilometer dari kawah puncak gunung tersebut yang berada pada ketinggian 3805 meter di atas permukaan laut.
Berbagai informasi terkait aktivitas Gunung Kerinci memperkuat kehati-hatian bagi masyarakat sekitar. Studi yang dilakukan oleh Badan Geologi menjadi acuan penting untuk menyusun langkah-langkah pencegahan yang tepat dalam situasi darurat guna melindungi keselamatan dan keamanan bagi semua pihak terkait. Menjaga jarak dan mematuhi himbauan dari otoritas terkait adalah langkah bijak dalam menghadapi situasi tersebut.