Durian, si “raja buah” dari Asia Tenggara, sangat populer di kalangan masyarakat karena rasa legit, manis, dan tekstur lembut serta creamy-nya. Banyak orang bahkan rela melakukan perjalanan jauh ke daerah penghasil durian seperti Medan, Kalimantan, Bangkok, Singapura, atau Malaysia. Namun, tidak sedikit juga yang tidak suka dengan durian karena baunya yang menyengat bahkan membuat beberapa orang merasa mual.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agriculture and Food Chemistry dari Pusat Penelitian Kimia Pangan Jerman berhasil mengidentifikasi lebih dari 50 senyawa yang bertanggung jawab atas aroma unik yang dipancarkan oleh durian. Ada delapan senyawa baru yang belum pernah terdeteksi sebelumnya dalam durian, serta empat senyawa yang sama sekali tidak dikenal sebelumnya dalam ilmu pengetahuan.
Meskipun tidak ada satu senyawa pun yang secara individual cocok dengan aroma khas durian, kombinasi yang kompleks dari 50 bahan kimia ini menghasilkan aroma yang begitu kuat dan beragam, mulai dari buah, sigung, metalik, hingga bawang putih dan madu. Meskipun demikian, durian tetap menjadi makanan yang menarik secara ilmiah. Sebuah penelitian Jepang menunjukkan bahwa ekstrak durian memiliki sifat menghambat enzim yang digunakan oleh hati untuk memecah alkohol, yang mungkin menjelaskan mitos bahwa konsumsi durian bersamaan dengan minum alkohol dapat berbahaya.
Dengan kandungan senyawa yang begitu kompleks dan unik, durian tetap menjadi buah yang menarik untuk dibahas dan dipelajari lebih lanjut mengenai efek kesehatannya. Baik disukai atau tidak, durian tetap menjadi ikon dari Asia Tenggara yang kaya akan budaya dan keunikan.
