Ikan merupakan hidangan wajib saat merayakan Imlek, terutama ikan bandeng yang dimasak utuh. Bagi warga keturunan Tionghoa di Jakarta dan sekitarnya, ikan bandeng menjadi pilihan utama untuk menyambut Tahun Baru China. Menurut sejarawan JJ Rizal, kebiasaan menyajikan ikan bandeng saat Imlek di Jakarta sebenarnya dipengaruhi oleh budaya Betawi sejak abad ke-17. Ikan bandeng dipilih karena mudah dipelihara di laut utara Jakarta, menghasilkan hidangan khas Imlek yang melambangkan kemakmuran dan rezeki.
Tradisi ini terus berlanjut hingga saat ini, dimana ikan bandeng yang disajikan pada perayaan Imlek biasanya berukuran besar. Pemilihan ikan bandeng besar diyakini melambangkan harapan akan mendapatkan kemakmuran dan rezeki berlimpah di tahun yang baru. Dalam logat Mandarin, kata “ikan” atau “Yu” juga memiliki makna rezeki, menambah makna simbolis kehadiran ikan bandeng dalam perayaan Imlek.
Perlu diingat bahwa saat mengolah ikan bandeng, duri-duri nya perlu dirawat dengan hati-hati, mengingat pentingnya berhati-hati dalam menjalani kehidupan sebagaimana dijelaskan dalam Warisan Budaya Takbenda Kemendikbud. Dari segi nutrisi, ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan sumber makanan yang kaya akan nutrisi. Seluruh bagian tubuh ikan ini dapat dimanfaatkan, baik dagingnya yang kaya protein dan omega 3 maupun tulangnya yang dapat diolah menjadi kolagen.
Menurut jurnal yang ditulis oleh Sriwati Malle dan rekan-rekannya dalam Mal J Nutr pada tahun 2019, ikan bandeng memiliki kandungan protein yang tinggi sekitar 24,18 persen, memberikan manfaat kesehatan yang baik bagi yang mengonsumsinya.Tambah link ke [sumber artikel](https://www.liputan6.com/health/read/5899504/mengintip-nilai-gizi-ikan-bandeng-sajian-khas-imlek-yang-tinggi-protein)
