27.6 C
Jakarta
Sunday, September 21, 2025
HomeBeritaPredator Sex Reynhard Sinaga: Penemuan Menjanjikan

Predator Sex Reynhard Sinaga: Penemuan Menjanjikan

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan atau Kemenko Kumham Imipas berencana memulangkan terpidana kasus pelecehan seksual, Reynhard Sinaga. Jika terjadi, Reynhard Sinaga akan ditahan di tahanan maximum security di Lapas Nusakambangan. Menurut Menko Kumham Imipas, Yusril Ihza Mahendra, Reynhard juga akan menjalani hukuman maksimal di Indonesia jika pemerintah Inggris setuju untuk mengembalikan penahanan Reynhard Sinaga.

Yusril menjelaskan bahwa Reynhard tidak akan dibebaskan begitu saja jika pemerintah Inggris setuju untuk memindahkan penahanannya karena ada potensi Reynhard akan mengulangi perilaku yang menyebabkannya dihukum di Inggris. Saat ini, proses pembahasan mengenai pemindahan Reynhard Sinaga masih berlangsung dan Yusril sedang berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait hal ini.

Reynhard Sinaga, yang dikenal sebagai predator seksual paling kejam dalam sejarah Inggris, terjerat dalam serangkaian kasus pelecehan seksual terhadap ratusan pemuda saat tinggal di Manchester antara tahun 2015 hingga 2017. Kasus ini terungkap setelah salah satu korban melaporkan insiden tersebut ke pihak berwajib. Reynhard memanfaatkan situasi di luar klub malam dan pub untuk membius para korban dengan GHB sebelum melakukan pemerkosaan.

Pada tahun 2020, Reynhard dijatuhi hukuman seumur hidup setelah terbukti bersalah atas 159 pelanggaran seksual, termasuk pemerkosaan terhadap 136 pria muda. Saat ini, Reynhard mendekam di HMP Wakefield, penjara dengan keamanan maksimum di Inggris. Meskipun berada di penjara, ia mengalami kekerasan fisik yang mengakibatkan cedera parah pada wajahnya.

Kasus Reynhard Sinaga tidak hanya meninggalkan luka bagi para korban, tetapi juga menimbulkan kontroversi terkait upaya pemerintah Indonesia untuk memulangkan Reynhard sebagai bagian dari perlindungan terhadap hak-hak WNI di luar negeri. Emosi publik dan perdebatan etika terus memanas seiring dengan perkembangan kasus ini.

BERITA TERBARU

BERITA POPULER