Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, berjanji akan mempersiapkan kawasan cagar budaya nasional di Muaro Jambi sebagai laboratorium pendidikan dan kebudayaan dunia. Dia menyampaikan bahwa dengan status sebagai cagar budaya, akan lebih mudah untuk memperkenalkan warisan budaya unik ini ke dunia. Dalam kunjungannya ke Alumni Indonesian Field School Archaeology (IFSA) di Desa Lamo, Kecamatan Maro Sebo, Muaro Jambi, Lestari menyatakan bahwa MPR akan mengadakan forum diskusi aktual kebangsaan dan bernegara untuk membahas potensi kawasan cagar budaya nasional Muaro Jambi. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan kekayaan budaya tersebut untuk meningkatkan nilai tambah wilayah dan memastikan kebebasan masyarakat dalam melestarikan tradisi mereka. Menurutnya, penelitian mendalam tentang pusat peradaban di Asia Tenggara, khususnya pada masa Sriwijaya abad ke-7 hingga ke-13, menunjukkan bahwa Muaro Jambi dibangun tanpa semen namun tetap tahan lama. Lestari juga menyatakan bahwa pengajuan status cagar budaya nasional akan memfasilitasi upaya internasional untuk mempromosikan kawasan tersebut sebagai laboratorium kebudayaan dunia. Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek, menyatakan bahwa Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi masuk dalam daftar tentatif UNESCO untuk nominasi warisan dunia, dengan nomor referensi 5465 Tahun 2009. Muaro Jambi telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya peringkat nasional dengan luas 3.981 hektare, yang mencakup 8 desa di 2 kecamatan. Selain itu, situs Muaro Jambi tidak hanya mewarisi artefak dan monumen, tetapi juga menyimpan pengetahuan dan nilai kearifan lokal yang mencerminkan peradaban masa lampau. Kawan Depok Lama adalah area di Kota Depok yang menjadi saksi perjalanan sejarah kota.