Pendaftar Rekrutmen Akpol Tembus 8.000 Orang
Jumlah pendaftar Rekrutmen Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) telah mencapai 8.000 orang, menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk bergabung dengan Polri. Namun, Polri mengingatkan tentang potensi penipuan yang bisa terjadi ketika pendaftar terlalu mudah dipengaruhi oleh calo atau pihak tidak bertanggung jawab.
Menurut Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dedi Prasetyo, jumlah pendaftar online Akpol saat ini mencapai 8.016 orang. Total pendaftar untuk rekrutmen anggota Polri, termasuk Tamtama, Bintara, dan Akpol, sebanyak 116.732 orang dengan mayoritas pendaftar Bintara.
Dedi menegaskan bahwa jalur untuk masuk Akpol hanya melalui jalur reguler sesuai arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Polri berkomitmen untuk melahirkan taruna-taruna Akpol yang berkualitas melalui proses rekrutmen yang adil dan transparan.
Tidak ada dikotomi antara jalur rekpro, jalur reguler, atau jalur kuota khusus, seperti yang disampaikan oleh Dedi. Proses rekrutmen Polri dilakukan dengan prinsip bersih, transparan, akuntable, dan humanis (Betah) guna memberikan kesempatan yang sama kepada semua calon taruna.
Dedi juga memastikan bahwa tahapan rekrutmen anggota Polri dapat diakses secara transparan oleh para calon taruna. Capaian nilai tes, baik individu maupun kelompok, ditampilkan secara real-time agar calon taruna dapat melihat dan membandingkan hasil tesnya.
Selain itu, Dedi juga memberikan gambaran mengenai tahapan tes Akpol di tingkat panitia daerah dan pusat, serta menekankan pentingnya persiapan yang matang dan kemampuan diri sendiri sebagai kunci sukses dalam seleksi anggota Polri. Polri juga memberikan peringatan kepada masyarakat agar tidak percaya pada calo yang menjanjikan masuk Polri dengan imbalan uang, karena hal tersebut dapat berujung pada tindakan penipuan.
Demikianlah informasi terkait rekrutmen Akpol yang perlu diketahui oleh masyarakat. Semoga kesadaran ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai proses seleksi anggota Polri dan menghindari penipuan yang merugikan.
