Puasa bukanlah hanya ibadah, tetapi juga membawa mukjizat bagi kesehatan manusia. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, dalam ceramah inspiratifnya di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, menyampaikan pesan ini kepada hadirin pada Kamis (13/3/2025). Dalam ceramah tersebut, ia menjelaskan manfaat puasa dari sudut pandang kesehatan dan neurosains, sejalan dengan upaya BPOM dalam mengedukasi masyarakat mengenai pola konsumsi yang sehat selama bulan Ramadan.
Dalam kesempatan tersebut, Taruna Ikrar menekankan bahwa perintah puasa dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 183, membawa berkah besar bagi kesehatan dan ketakwaan seseorang. Dalam ceramah yang dihadiri juga oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, Prof. Nadjamuddin Abd. Safa, pembahasan mengenai kesehatan dan kegunaan puasa menjadi sorotan.
Dari segi kesehatan, Taruna Ikrar menjelaskan bahwa puasa dapat memperlambat proses penuaan dan memberikan perlindungan tubuh dari penyakit-penyakit berbahaya, seperti yang dikutip dari situs BPOM. Selain aspek spiritualnya, puasa juga memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Saat berpuasa selama kurang lebih 16 jam, ada tiga proses fisiologis penting yang terjadi di dalam tubuh.
Proses pertama adalah glikolisis, di mana tubuh menggunakan cadangan energi dari makanan yang dikonsumsi saat sahur dalam delapan jam pertama puasa. Kemudian, ketika tidak ada asupan makanan lagi, tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi. Proses ini membantu membersihkan pembuluh darah dari zat-zat berpotensi penyebab penyakit.
Proses berikutnya adalah autofagi, mekanisme di mana tubuh membuang sel-sel rusak dan menggantinya dengan sel-sel baru melalui regenerasi. Proses ini membantu mencegah berbagai penyakit metabolik seperti obesitas, diabetes, kanker, dan penyakit jantung koroner. Dengan demikian, puasa tidak hanya memiliki manfaat spiritual namun juga signifikan bagi kesehatan fisik seseorang.
