Seorang wanita berusia 42 tahun, dengan inisial P, dari Desa Sugihan, Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, ditangkap setelah membuang bayi yang baru saja dilahirkannya. Bayi malang tersebut dibekap hingga lemas dan kemudian disimpan di dalam jok motor sebelum akhirnya dibuang di semak-semak. Kejadian itu pertama kali diketahui oleh seorang warga yang menemukan kantong plastik berisi bayi di tepi jalan Kalijali, Barukan, Tengaran pada tanggal 6 Mei 2025. Setelah melaporkan temuan ini kepada pihak desa, polisi langsung melakukan penyelidikan dan mengetahui bahwa pelaku adalah ibu kandung dari bayi tersebut.
Menurut Kapolres Semarang, AKBP Ratna Qurotul Ainy, motivasi pelaku untuk melakukan perbuatan ini adalah rasa malu karena memiliki anak dari hubungan di luar nikah. Pelaku telah tidak harmonis dengan suaminya selama 6 tahun terakhir dan akhirnya hamil akibat hubungan dengan pria lain. Setelah melahirkan, pelaku merasa panik dan mencoba untuk membungkam bayinya agar tidak menangis. Pelaku kemudian membungkus bayi dengan plastik lurik dan memasukkannya ke dalam jok motor sebelum membuangnya. Akibat perbuatannya ini, pelaku dijerat dengan Pasal 76 C juncto Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara dan/atau denda Rp 3 miliar.
Selain kejadian ini, warga Tasikmalaya juga digegerkan dengan penemuan potongan tubuh bayi di selokan yang bercampur dengan sampah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran dan perlindungan terhadap anak yang masih sangat rentan. Diabetes gestasional saat hamil juga merupakan masalah yang perlu diwaspadai, dengan gejala, risiko, dan cara mengatasinya perlu diketahui untuk mencegah dampak buruknya bagi ibu dan bayi. Semua ini menunjukkan pentingnya kesadaran dan perlindungan terhadap anak, serta pentingnya kesehatan dan pemahaman akan risiko kesehatan selama masa kehamilan.
