Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur mengidentifikasi wilayah Kramat Jati sebagai daerah paling rentan terhadap praktik premanisme dalam Operasi Berantas Jaya 2025. Hal ini diungkapkan Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada Selasa (20/5). Menurut Nicolas, sebagian besar pelaku yang telah ditangkap berasal dari wilayah Polsek Kramat Jati. Penyebab tingginya angka premanisme di Kramat Jati, menurutnya, berhubungan erat dengan keberadaan pasar-pasar besar dan kawasan parkir yang ramai aktivitas ekonomi. Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Kramat Jati, dan pasar tradisional lainnya menjadi tempat berkumpulnya kegiatan masyarakat di wilayah tersebut.
Operasi tersebut mencatat berbagai tindak kriminal yang dilakukan oleh pelaku premanisme, mulai dari pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan, hingga perampasan dan pemerasan. Tindakan keras akan diambil terhadap siapa pun yang meresahkan masyarakat atau mengancam keselamatan warga. Penertiban dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Timur bersama dengan unsur TNI, Satpol PP, Pemerintah Kota Jakarta Timur, dan Perumda Pasar Jaya serta beberapa organisasi kemasyarakatan (ormas) untuk menciptakan stabilitas keamanan dan kenyamanan di sekitar pasar.
Dari hasil Operasi Berantas Jaya 2025, polisi berhasil mengamankan 157 orang terlibat dalam praktek premanisme. Dari jumlah tersebut, 20 orang telah ditahan untuk proses penyidikan dan hukum lebih lanjut karena diduga terlibat dalam tindak pidana serius. Sementara itu, 137 pelaku lainnya menjalani proses pembinaan. Mereka terlibat dalam kegiatan intimidasi, pemerasan, pengeroyokan, dan penganiayaan, serta kepemilikan senjata tajam atau senjata api secara ilegal. Penindakan ini tidak bersifat temporer melainkan sebagai strategi jangka panjang untuk menghilangkan praktik premanisme di Jakarta Timur, khususnya di pusat-pusat aktivitas masyarakat seperti Kramat Jati.Operasi ini akan terus dilanjutkan dengan melibatkan berbagai pihak untuk memastikan keamanan masyarakat di wilayah tersebut.