Beberapa negara di dunia sedang menghadapi cuaca panas, yang bisa memengaruhi kesuburan, terutama pada pria. Menurut Dr. Prati Sharma, suhu lingkungan yang tinggi dapat memengaruhi kualitas sperma dan sel telur. Produksi sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin dari suhu tubuh normal, sehingga panas berlebih dapat mengganggu proses pembentukan sperma dan peluang pembuahan.
Suhu panas dapat membuat produksi sperma berkurang, serta mempengaruhi kemampuan berenang, ukuran, bentuk sperma, dan bahkan integritas DNA-nya. Sperma yang terpapar suhu panas berkepanjangan dapat mengalami kerusakan struktural dan kesulitan bergerak menuju sel telur, menyebabkan penurunan peluang pembuahan terutama di bulan-bulan dengan suhu udara tinggi. Kebiasaan seperti memangku laptop atau mengenakan celana ketat saat cuaca panas juga dapat meningkatkan suhu di area skrotum dan merusak DNA sperma.
Untuk pria yang sedang menjalani program hamil, disarankan untuk memperhatikan kebiasaan tersebut agar kesuburan tetap terjaga. Hal ini penting untuk dipahami agar kualitas sperma dan sel telur tetap terjaga di tengah kondisi cuaca panas yang memengaruhi kesuburan.
