Menteri Kebudayaan Fadli Zon memastikan tidak ada penghapusan terkait kejadian pemerkosaan dalam program penulisan ulang sejarah. Meskipun menuai pro dan kontra, proses penulisan ulang sejarah terus berlanjut. Fadli Zon memberikan penjelasan terkait pemerkosaan tahun 1998 dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI. Ia menegaskan bahwa tidak ada penghapusan dalam program tersebut, seperti yang dijelaskan saat menghadiri Festival Gau Maraja Leang-leang di Baruga A Kantor Bupati Maros.
Dalam program penulisan ulang sejarah, terdapat 130 orang yang terlibat dalam penyusunan sejarah Indonesia. Fadli Zon merencanakan untuk melakukan uji publik terkait program Penulisan Ulang Sejarah. Setidaknya 10 Bab sudah disusun dalam program ini. Menurutnya, penulisan ulang sejarah sangat penting untuk bangsa, terutama setelah 26 tahun tidak ada lagi penulisan sejarah Indonesia.
Fadli Zon juga menyebut bahwa sejarah lukisan purba di Leang-leang akan dimasukkan dalam penulisan ulang sejarah. Penemuan lukisan purba di Maros, Sulsel, yang telah diakui oleh peneliti Internasional akan dijadikan bagian dari sejarah yang ditulis ulang. Temuan tersebut juga meliputi Rock Art atau Cave Painting yang usianya mencapai 51.200 tahun. Fadli Zon menekankan pentingnya pengetahuan sejarah bagi pemahaman bangsa di tengah arus informasi dan globalisasi saat ini.
