Banjir seringkali menyebabkan risiko tinggi bagi para korban untuk terkena penyakit. Mulai dari penyakit kulit, diare, hingga infeksi virus, tubuh yang telah mengungsi harus tetap waspada terhadap kondisi kesehatannya. Untuk membantu menjaga kesehatan para korban banjir, dokter epidemiolog dan ahli kesehatan lingkungan, Dicky Budiman, PhD., memberikan sejumlah tips penting.
Tips yang diberikan meliputi penggunaan air bersih atau air matang untuk dikonsumsi, rajin mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air, menggunakan alas tidur kering dan pakaian bersih, serta menghindari kontak langsung dengan air banjir. Dicky juga menyarankan agar gejala penyakit seperti demam, diare, batuk, sesak, dan luka infeksi segera dilaporkan kepada petugas medis.
Selain itu, pemerintah dan petugas di lokasi pengungsian atau genangan banjir disarankan untuk melakukan penyemprotan desinfektan dan larvasida, serta mendistribusikan perlengkapan kebersihan tubuh seperti sabun, pembalut, popok, dan disinfektan. Zona isolasi juga perlu disiapkan untuk kasus-kasus yang bergejala, sambil terus memberikan literasi tentang gejala penyakit yang harus dilaporkan.
Pencegahan penyakit menjadi sangat penting mengingat banjir adalah bencana yang rutin terjadi dan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Dicky menekankan pentingnya antisipasi dan penanganan serius terhadap dampak banjir, terutama dengan adanya prediksi cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh BMKG. Banjir bisa memicu wabah penyakit yang memperparah akses layanan kesehatan dan memperburuk kondisi kelompok rentan jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, perhatian dan tindakan yang tepat perlu dilakukan dalam mengatasi dampak kesehatan akibat banjir.


