Masalah kesehatan mental yang semakin sering dialami oleh generasi Z telah menarik perhatian Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) dari Universitas Airlangga (Unair). Mereka merespons masalah tersebut dengan inovasi berupa Intelligence Doll (boneka pintar) yang berhasil mendapatkan pendanaan melalui PKM-KC. Tim terdiri dari Muhammad Nur Aufa Habibi, Arya Maulana Al Hakim, Afdal Lunasri, Edbert Fernando, dan Aqila Fayyaza Nur Husna. Ketua tim, Muhammad Nur Aufa Habibi, menjelaskan bahwa boneka tersebut menggunakan teknologi deep learning untuk menganalisis data wajah dan suara penggunanya.
Analisis tersebut menghasilkan suara sebagai respons percakapan dengan pengguna, serta klasifikasi level depresi seperti ringan, sedang, atau berat yang kemudian ditanggapi oleh boneka sesuai dengan level depresi tersebut. Aufa menyatakan bahwa solusi untuk masalah kesehatan mental seringkali hanya berupa respons interaktif melalui aplikasi, sehingga tim ini mencoba pendekatan baru dengan menggunakan boneka sebagai wujudnya.
Dengan adanya boneka, pengguna dapat merasa memiliki sesuatu yang memberikan kenyamanan dalam meluapkan perasaan. Berdasarkan penelitian, boneka dianggap mampu menciptakan rasa nyaman bagi pemiliknya. Artikel opini di The New York Times juga menyoroti pentingnya upaya dalam menjaga kesehatan mental, dimana langkah-langkah yang dilakukan perlu terus ditingkatkan demi menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi remaja.